SastraPujangga Baru adalah sastra intelektual, nasionalistik dan elitis. Pada masa itu, terbit pula majalah Pujangga Baru yang dipimpin oleh Sutan Takdir Alisjahbana, beserta Amir Hamzah dan Armijn Pane. Karya sastra di Indonesia setelah zaman Balai Pustaka (tahun 1930 - 1942), dipelopori oleh Sutan Takdir Alisyahbana dkk.
Berikut 5 Puisi STA Sutan Takdir Alisyahbana yang bisa Sobat simak dan analisa kedalaman maknanya. Engkau terus menerus mencipta berbagai ragam. Puisi Aku Dan Tuhanku Oleh Sutan Takdir Alisjahbana 1989 Aku dan Tuhanku Ilmu dan Budaya puisi aku dan tuhanku karya sutan takdir alisjahbana. BERGUNDAH HATI Di atas tebing duduk seorang kelana. 1933 Penemuan Jodoh Pujangga. Di dalam puisi Perjuangan penulis menggunaan pengulangan bunyi untuk menambah nilai estetika. Sebab Tuhanku Tuhan segala gerak dan kerja. Rebut gelanggang lapang disinar terang. Makna puisi aku dan tuhanku karya sutan takdir alisjahbana Pengertian puisi adalah suatu karya sastra tertulis dimana isinya merupakan ungkapan perasaan seorang penyair dengan menggunakan bahasa yang bermakna semantis serta mengandung irama rima dan ritma dalam penyusunan larik dan baitnya. Aku berbisik dengan Tuhanku. Pilihan istilah dalam puisi Dalam Gelombag karya Sutan Takdir Alisjahbana St Takdir Alisyahbana sangat khasSelain tentu memiliki makna yg sangat dalam pilihan kata dalam puisi karya tokoh angkatan Pujangga Baru ini. Aku ini binatang jalang Dari kumpulannya terbuang. Dan aku tahu sebelum aku Kau ciptakan. 25 Maret 2019 in Mantan Rindu dan Luka Puisi Norman Adi Satria 25 Maret 2019 in Norman Adi Satria Memahami Suara Puisi Norman. PUISI-PUISI SUTAN TAKDIR ALISJAHBANA. AKU DAN TUHANKU SUTAN TAKDIR ALISJAHBANA. Lain-lain Koleksi. Berikut teks puisi Aku Karya Chairil Anwar. 1977 Dari Perjuangan dan Pertumbuhan Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Moderen kumpulan karangan tentang Bahasa Indonesia dari tahun 1957-1978 Jakarta. SUTAN TAKDIR ALISJAHBANA lahir di Natal Tapanuli Selatan Sumatra Utara 11 Februari 1908 dan meninggal di Jakarta 17 Juli 1994 dalam usia 86 tahun. Biji matang menghambur dari batangnya. BUAH KARET Oleh. Ombak riak berkejar-kejaran di gelanggang biru di tepi langit. Sutan Takdir Alisjahbana Ini adalah salah satu puisi yang diciptakan dengan rangkaian makna indah oleh STA tentang keyakinan masa depan dan keagungan Tuhan kata mengalir pasti dengan pola yang terencana apik. Di pembajaan Ruhr dan Nagasaki aku bangga melihat kesanggupan ummat berpikir mengatur dan berbuat. Aku merasa bajakMu menyayat Sedih seni mengiris kalbu. Tuhan pantaskah Engkau memberikan hidup sesingkat ini. Pada bait pertama dan kedua ada asonansi a dan u yaitu pada kata damai dan tuhanku serta sepi. Sutan Takdir Ali Sjahbana Sekali aku duduk dibawah pohon karet dan terkejut mendengar letusan nyaring diatas kepalaku. Tuhan Kau lahirkan aku tak pernah kuminta. 1 Mei 1989 hal 529. Tim indoSastra Pencari Karya Sastra yang Bermutu Tinggi. Setidaknya itulah hasil penelitian yang dilakukan oleh Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indoensia UNY Wiyatmi. May 16 2012 by ramadjamal. Pada bait ketiga terdapat bunyi asonansi a pada tiga baris yaitu di kata perjuangan segera dan semesta. Terdengarkah itu olehmu wahai angkatan baru. Sastra Angkatan Pujangga Baru bentuk. Pedih pilu jiwa mengaduh Gemetar menggigil tulang seluruh. Ya aku tahu dimana-mana tumbuh menghendaki bebas dari ikatan. Pernah menjadi Redaktur Panji Pustaka dan Balai Pustaka 1930-1933 kemudian mendirikan dan memimpin Majalah Pujangga Baru 1933-1942 dan 1948-1953 Pembina Bahasa Indonesia 1947-1952 dan Konfrontasi 1954-1962. Kumpulan Puisi Sutan Takdir Alisjahbana STA Sutan Takdir Alisjahbana STA lahir di Natal Sumatera Utara 11 Februari 1908. TENTANG SUTAN TAKDIR ALISJAHBANA. Kalah dan Menang Karya Sutan Takdir Alisjahbana Sepenuhnya 2020-09-14T2229000700 50 stars based on 35 reviews Kalah dan Menang Tidak bagiku tidak ada kalah dan menang. Sebab kuputuskan bahwa kemenangan sudah pasti untukku saj. Berjuta tahun tak berhingga lamanya. Tak perlu sedu sedan itu. Tim indoSastra Pencari Karya Sastra yang Bermutu Tinggi. Sabtu 15022014 - 1111 SIHALOHOLISTICK. Sebab sekali kami terbangun dari mimpi yang nikmat. Di runtuhan Harapa dan Pompeyi aku ziarah Dari menara Eifel dan Empire State Building aku tafkur memandang semut manusia. Sutan Takdir Alisjahbana. Sastra Angkatan Pujangga Baru bentuk. Putuskan hancurkan segala yang mengikat. Sutan Takdir Alisjahbana Ini adalah salah satu puisi yang diciptakan dengan rangkaian makna indah oleh STA tentang keyakinan masa depan dan keagungan Tuhan kata mengalir pasti dengan pola yang terencana apik. Luka dan bisa kubawa berlari Berlari Hingga hilang pedih peri. Tuhan Kau lahirkan aku tak pernah kuminta Dan aku tahu sebelum aku Kau ciptakan. Menuju ke Laut Sutan Takdir Alisjahbana Kami telah meninggalkan engkau Tasik yang tenang tiada beriak diteduhi gunung yang rimbun dari angin dan topan. Dalam kembang bergirang rona. Dengan karakteristik khas pilihan istilah yg bersayap-sayap serta masih terpengaruh sang puisi usang puisi Dalam Gelombang karya Syahbana ini dapat dianalisis dan dipahami. Aku dan Tuhanku Tuhan Kau lahirkan aku tak pernah kuminta Dan aku tahu sebelum aku Kau ciptakan Berjuta tahun tak berhingga lamanya Engkau terus menerus mencipta berbagai ragam Tuhan pantaskah Engkau memberikan hidup sesingkat ini Dari berjuta-juta tahun kemahakayaan-Mu Setetes air dalam samudra tak bertepi. Puisi aku dan tuhanku karya sutan takdir alisjahbana Pengertian puisi adalah suatu karya sastra tertulis dimana isinya merupakan ungkapan perasaan seorang penyair dengan menggunakan bahasa yang bermakna semantis serta mengandung irama rima dan ritma dalam penyusunan larik dan baitnya. Baragam warna bahasa dan budaya manusia teman aku bersantap bercengkerma dan bercumbu lawan aku bertengkar dan berselisih. Beliau merupakan tokoh pembaharu sastrawan dan ahli tata Bahasa Indonesia. Kalau sampai waktuku Ku mau tak seorangkan merayu Tidak juga kau. Biar peluru menembus kulitku Aku tetap meradang menerjang. Empat penulis Sutan Takdir Alisjahbana STA Yusuf Bilyarta Mangunwijaya Putu Wijaya dan Pramoedya Ananta Toer dianggap memiliki pandangan feminis. Puisi Seindah Ini Karya Sutan Takdir Alisjahbana Sepenuhnya Puisi Sutan Takdir Alisjahbana Aku Dan Tuhanku Kt Puisi Contoh Soal Isi Dan Tema Puisi Kumpulan Puisi Karya Sutan Takdir Alisjahbana Kt Puisi Terpana Pada Barat Sutan Takdir Pun Meninggalkan Kebudayaan Usang Tirto Id Kumpulan Contoh Puisi Sutan Takdir Alisyahbana Belajar Puisi Dan Pantun Pdf Citra Wanita Dalam Puisi Puisi Karya Chairil Anwar Suatu Kajian Struktural Semiotik Puisi Menuju Ke Laut Karya Sutan Takdir Alisjahbana Kt Puisi Resensi Puisi Perjuangan Sutan Takdir Alisjahbana Pewarta Nusantara
Pantunadalah puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b, tiap bait 4 baris, tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran, 2 baris berikutnya sebagai isi. Pembagian pantun menurut isinya terdiri dari pantun anak, muda-mudi, agama/nasihat, teka-teki, jenaka. Contoh: Kalau ada jarum patah.
Siapakah STA atau Sutan Takdir Alisyahbana itu? - Sedang mencari informasi siapakah STA atau Sutan Takdir Alisyahbana Sob?Sutan Takdir Alisjahbana, atau yang lebih familier disebut dengan singkatan STA, adalah termasuk sastrawan angkatan Pujangga Baru. STA adalah sastrawan yang lahir di Natal, Sumatera Utara, pada 11 Februari 1908. Dia merupakan peletak dasar tata bahasa Indonesia, sekaligus salah satu sastrawan terkenal di Indonesia. Dimasa pendidikannya, STA bersekolah di Hogere Kweekschool di Bandung, kemudian melanjutkan ke Hoofdacte Cursus di Jakarta yang waktu itu masih bernama Batavia. Di Jakarta itulah STA melihat iklan lowongan pekerjaan untuk Balai Pustaka, yang waktu itu merupakan biro penerbitan pemerintah administrasi Belanda. Ia melamar ke sana dan diterima, dan sejak itulah ia memulai pergaulan dengan para intelektual Hindia Belanda. Salah satu rekan dekatnya waktu itu adalah Armijn Pane, yang akhirnya juga menjadi sastrawan besar Indonesia. Ketika Jepang menduduki Indonesia, STA menjadi penulis ahli yang menjabat sebagai ketua Komisi Bahasa. Dalam jabatannya itulah ia melakukan modernisasi bahasa Indonesia, sehingga dapat menjadi bahasa nasional yang menjadi pemersatu bangsa. Dialah yang pertama kali menulis Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia pada 1936, yang kemudian digunakan di negeri ini hingga berpuluh-puluh tahun kemudian. So, jadi lebih mengenal STA kan Sob? Berikut 5 Puisi STA Sutan Takdir Alisyahbana yang bisa Sobat simak dan analisa kedalaman maknanya. BERGUNDAH HATI Di atas tebing duduk seorang kelana Memandang arah ke tengah lautan Dalam hatinya, gundah gulanaTeringat kampung dengan halaman Pandangnya dilayangkan arah ke baratTerlihat surya hampir terbenam Sebab pun kelana, jadi melaratMenurutkan hati yang remuk redam Melihat surya, hampir beradu, Cahayanya laksana emas perada Hati kelana bertambah rindu Terkenanglah ayah beserta bunda Kelana duduk, hati bercinta Suara hati rasa terdengar Wahai kelana muda juita Hendaklah engkau berhati sabar Tuhan, Kau lahirkan aku tak pernah kumintaDan aku tahu, sebelum aku Kau ciptakanBerjuta tahun, tak berhingga lamanyaEngkau terus menerus mencipta berbagai ragamTuhan, pantaskah Engkau memberikan hidup sesingkat iniDari berjuta-juta tahun kemahakayaan-MuSetetes air dalam samudra tak bertepiAlangkah kikirnya Engkau, dengan kemahakayaan-MuDan Tuhanku, dalam hatikulah Engkau perkasa bersemayamBersyukur sepenuhnya akan kekayaan kemungkinanTerus menerus limpah ruah Engkau curahkanMeski kuinsyaf, kekecilan dekat dan kedaifankuDi bawah kemahakuasaan-Mu, dalam kemahaluasan kerajaan-MuDengan tenaga imajinasi Engkau limpahkanAku dapat mengikuti dan meniru permainan-MuGirang berkhayal dan mencipta berbagai ragamTerpesona sendiri menikmati keindahan ciptaanku Aahh, TuhanDalam kepenuhan terliput kecerahan sinar cahaya-MuMenyerah kepada kebesaran dan kemuliaan kasih-muAku, akan memakai kesanggupan dan kemungkinanSebanyak dan seluas itu Kau limpahkan kepadakuJauh mengatasi mahluk lain Kau cipatakanSebagai khalifah yang penuh menerima sinar cahaya-MuDalam kemahaluasan kerajaan-MuTak adalah pilihan, dari bersyukur dan bahagia, bekerja dan menciptaDengan kecerahan kesadaran dan kepenuhan jiwaTidak tanggung tidak alang kepalang Ya Allah Ya RabbiSekelumit hidup yang Engkau hadiahkandalam kebesaran dan kedalaman kasih-Mu, tiada berwatasakan kukembangkan, semarak, semekar-mekarnyasampai saat terakhir nafasku Kau relakanKetika Engkau memanggilku kembali kehadirat-MuKe dalam kegaiban rahasia keabadian-MuDimana aku menyerah tulus sepenuh hatiKepada keagungan kekudusan-Mu,Cahaya segala cahaya Toya Bongkah, 24 April 1989 IEngkau mencari Tuhanmu di malam kelamBila sepi mati seluruh bumiBila kabur menyatu segala warnaBila umat manusia nyenyak terhenyakDalam tilam, lelah aku, Tuhanmu Tuhan diam kesunyian! Tetapi aku bertemu Tuhanku di siang-terangBila dunia ramai bergerakBila suara memenuhi udaraBila nyata segala warnaBila manusia sibuk bekerjaHati jaga, mata terbukaSebab Tuhanku Tuhan segala gerak dan kerja Aku berbisik dengan Tuhankudalam kembang bergirang ronaAku mendengar suara Tuhankudalam deru mesin terbang diatas kepalakuAku melihat Tuhankudalam keringat ngalir orang sungguh bekerja IIBerderis decis jelas tangkasTangan ringan tukang pangkasMenggunting ujung rambutkuJatuh gugur bercampur debu Aku melihat Tuhanku AkbarUjung rambut di tanah terbabarTeman, aku gila katamu?Wahai, kasihan aku melihatmu Mempunyai mata, tiada bermataDapat melihat, tak pandai melihatSebab beta melihat Tuhan di-mana2Diujung kuku yang gugur diguntingPada selapa kering yang gugur ke tanahPada matahari yang panas membakar 19 Oktober 1937 SELALU HIDUPDan ketika aku melihat dari kebunku kebawahke sawah tunggul jerami di tanah yang rekah,dan dari sana memandang ke bukit kering merana,terus ke hutan hijau dibaliknya,sampai ke gunung yang permai bersandar di langit biru,maka masuklah bisikan kedalam hatikuHidup ialah maju bergerak,selalu, selalu maju bergerak,gembira berjuang dari tingkat yang satu ke tingkatyang lain.………………………………….. Topan, datanglah engkau menyerang!Malang, datanglah engkau menghalang!Kecewa, engkaupun boleh datang mendera!Badanku boleh terhempas ke bumi!Hatiku boleh hancur terbentur!Wahai, teman, besi baja yang kerashanya dapat ditempa dalam api yang Tuhan,berikan aku api senyala-nyalanya! Tiap-tiap beta keluar dari nyalamu,terlebur dalam bakaran apimu,nampak kepada betaDunia bertambah jelita!Diriku bertambah terkurnia!Dan engkau, Tuhan, bertambah mulia! HIDUP DI DUNIA HANYA SEKALI Mengapa bermenung mengapa bermurung?Mengapa sangsi mengapa menanti?Menarik menunda badai dahsyatseluruh buana tempat ngembaraRia gembira mengejar berlarianak air di gunung tinggimemburu ke laut sejauh dapatLihat api merah bersoraknaik membubung girang marakmengutus asap ke langit tinggi! Mengapa bermenung mengapa bermurung?Mengapa sangsi mengapa menanti?Hidup di dunia hanya sekaliJangkaukan tangan sampai ke langitMasuk menyelam ke lubuk samudraOyak gunung sampai bergerakBunyikan tagar berpancar sinarEmpang sungai membanjiri bumiAduk laut bergelombang gunungGegarkan jagat sampai berguncangJangan tanggung jangan kepalang Lenyaplah segala mata yang layuBersinarlah segala wajah yang pucatGemuruhlah memukul jantung yang lesuGelisahlah bergerak tanganTerus berusaha selalu bekerja PunahPunahlah engkau segala yang lesuAku hendak melihatapi hidup dahsyat bernyala,menyadar membakar segala hendak mendengarjerit perjuangan garang menyeranglangit terbentang hendak hendak mengalamibumi berguncang orang berperangUrat seregang mata menantang 12 Januari 1938
Padamasa itu, terbit pula majalah "Poedjangga Baroe" yang dipimpin oleh Sutan Takdir Alisjahbana, Amir Hamzah dan Armijn Pane. Karya sastra di Indonesia setelah zaman Balai Pustaka (tahun 1930 - 1942), dipelopori oleh Sutan Takdir Alisyahbana dkk. Masa ini ada dua kelompok sastrawan Pujangga baru yaitu 1.
Tim indoSastra Pencari Karya Sastra Terpendam yang Bermutu Tinggi Sastra Angkatan Pujangga Baru, bentuk Puisi Karya Sutan Takdir Alisjahbana Ini adalah salah satu puisi yang diciptakan dengan rangkaian makna indah oleh STA, tentang perjuangan dan cinta tanah air, kata mengalir pasti dengan pola yang terencana apik Dari buku Tebaran Mega Waktu penulisan 24 Juli 1935 — Tenteram dan damai? Tidak, tidak Tuhanku! Tenteram dan damai waktu tidur di malam sepi Terteram dan damai berbaju putih di dalam kubur Tetapi hidup ialah perjuangan Perjuangan semata lautan segara Perjuangan semata alam semesta Hanya dalam berjuang beta merasa tenteram dan damai Hanya dalam berjuang berkobar Engkau Tuhanku di dalam dada Originally posted 2012-10-21 053250. Republished by Blog Post Promoter
KirimKarya Puisi Home » 1989 , Puisi , Puisi Sutan Takdir Alisjahbana , Puisi Tentang Ketuhanan » Puisi: Aku dan Tuhanku (Karya Sutan Takdir Alisjahbana) Puisi: Aku dan Tuhanku (Karya Sutan Takdir Alisjahbana) Januari 24, 2020 Soal Sejarah SMA Salah satu tokoh penting Angkatan Pujangga Baru adalah Sutan Takdir Alisyahbana. Di bawah ini termasuk hasil karyanya,kecuali…. A. Tak Putus Dirundung Malang B. Dian Yang Tak Kunjung Padam C. Anak Perawan Di Sarang Penyamun D. Layar Terkembang E. Setanggi Timur Pembahasan; Sutan Takdir Alisyahbana Hasil karya Sutan Takdir Alisyahbana, antara lain Tak Putus Dirundung Malang, roman tahun 1929; Dian Yang Tak Kunjung Padam, roman tahun 1932, Anak Perawan di Sarang Penyamun, roman tahun 1941; Layar Terkembang, roman tahun 1936; Tebaran Mega, puisi; Dari Perjuangan ke Pertumbuhan Bahasa Indonesia, tahun 1957; Perjuangan Tanggung Jawab dalam Kesusastraan. Jadi Salah satu tokoh penting Angkatan Pujangga Baru adalah Sutan Takdir Alisyahbana. Di bawah ini termasuk hasil karyanya,kecuali…. E. Setanggi Timur Setangi Timur merupakan karya dari Amir Hamzah About The Author doni setyawan Mari berlomba lomba dalam kebaikan. Semoga isi dari blog ini membawa manfaat bagi para pengunjung blog. Terimakasih
Salahsatu karya sastra terkenal dari Angkatan Pujangga Baru adalah Layar Terkembangkarangan Sutan Takdir Alisjahbana. Layar Terkembang merupakan kisah roman antara tiga muda-mudi, yaitu: Yusuf, Maria, dan Tuti. Berikut ini dapat kita pelajari Roman Layar Terkembang. Yusuf adalah seorang mahasiswa kedokteran tingkat akhir yang menghargai wanita.
Islam Episode 1 Puisi Aku Dan Tuhanku karya Sutan Takdir Alisjahbana. Puisi ini mempunyai ceritanya sendiri semasa saya masih SMP dulu. Pernah saya bacakan di depan guru juga waktu itu. Kenangannya panjaaaaang. Autres épisodes Episode 1 Puisi Aku Dan Tuhanku karya Sutan Takdir Alisjahbana. Puisi ini mempunyai ceritanya sendiri semasa saya masih SMP dulu. Pernah saya bacakan di depan guru juga waktu itu. Kenangannya panjaaaaang. Autres épisodes Sekaliaku duduk dibawah pohon karet dan terkejut mendengar letusan nyaring diatas kepalaku: biji matang menghambur dari batangnya. Ya, aku tahu, dimana-mana tumbuh menghendaki bebas dari ikatan! * Terdengarkah itu olehmu, wahai angkatan baru? Putuskan, hancurkan segala yang mengikat! Lanjut ke konten Perjuangan Tenteram dan damai? Tidak, tidak Tuhanku! Tenteram dan damai waktu tidur di malam sepi. Tenteram dan damai berbaju putih di dalam kubur. Tetapi hidup ialah perjuangan. Perjuangan semata lautan segera. Perjuangan semata alam semesta. Hanya dalam berjuang beta merasa tenteram dan damai. Hanya dalam berjuang berkobar Engkau Tuhanku di alam dada. Analisis puisi di atas berdasarkan Lapis Bunyi Pada bait pertama dan kedua ada asonansi a dan u yaitu pada kata damai’ dan tuhanku’ serta sepi; dan kubur’. Pada bait ketiga terdapat bunyi asonansi a pada tiga baris yaitu di kata perjuangan’, segera’ dan semesta’. Di dalam puisi Perjuangan penulis menggunaan pengulangan bunyi untuk menambah nilai estetika. Seperi kata tentram dan damai pada baris pertama diulang di baris ke dua dan tiga, begitu pula pengulangan kata perjuangan’ dan hanya’ baris-baris yang mengikutinya. Lapis Artimakna eksplisit Arti puisi Perjuangan per bait Tentram dan damai? Pengarang mempertanyakan arti kata tentram dan damai yang selama ini disalah artikan oleh orang orang. Tidak, tidak Tuhanku! Kemudian pernyataan itu disangkalnya. Menurutnya bukan itu yang sesunggunya. Tentram dan damai waktu tidur dalam sepi Tentram dan damai berbaju putih di dalam kubur Orang-orang beranggapan bahwa menyatakan bahwa damai menurut orang-orang adalah ketika kamu bisa terlelap dalam tidur dan ketika berbalut baju putih di dalam kubur’ yang berarti ketika menemui kematian. Hanya dengan kematian sesungguhnya kedamaian yang selama ini menjadi maksud pikiran manusia atas arti kata damai. Apabila kedamaian yang dimaksud adalah menikmati hidup dengan tenang dan tidak melakukan apa-apa, itulah saat manusia sedang tidur atau menemui kematiannya Arti damai yang sesungguhnya tidaklah semudah itu untuk diraih. Tetapi hidup adalah perjuangan Penyair ingin mengungkapkan bahwa hidup yang sesungguhnya adalah perjuangan. Kita harus berjuang untuk mendapatkan sukses dan perjuangan itu berkelanjutan tiada hentinya. Arti hidup yang sebenarnya adalah berjuang ketika seseorang tidak lagi mempunyai motivasi untuk berjuang maka ia tidak bisa dikatakan hidup. Perjuangan semata lautan segera. Perjuangan semata alam semesta. Penyair menggambarkan arti kata perjuangan dengan lautan dan alam semesta, itu berarti sebuah perjuangan tidak berhenti pada satu titik saja. Saat kita merasa selesai melakukan atau mencapai hal yang kita inginkan sesungguhnya itu bukan akhir tetapi sebuah awal, begitupun seterusnya. Di dalam hidup kita akan terus berjuang. Penyair menggambarkan arti kata perjuangan dengan lautan dan alam semesta, itu berarti sebuah perjuangan tidak berhenti pada satu titik saja. Saat kita merasa selesai melakukan atau mencapai hal yang kita inginkan sesungguhnya itu bukan akhir tetapi sebuah awal, begitupun seterusnya. Hanya dalam berjuang beta merasa tenteram dan damai. Hanya dalam berjuang berkobar Engkau Tuhanku di alam dada. Rasa tentram dan damai didapat dari perjuangan. Mengapa? Karena saat kita berjuang kita meminta bantuan kepada-Nya dan terus mendekatkan diri. Pada bait terakhir penyair menyatakan bahwa dengan cara itulah manusia akan dekat dengan Tuhannya karena ia akan selalu menmanjatkan doa untuk memperjuangkan hidupnya. Dan saat dekat dengan Tuhannya melalui doa itulah ia akan measakan damai dan tentram. Hanya dengan memperjuangkan dan memiliki motivasi hidup Tuhan selalu ada di hati kita. Lapis Ketiga Pelaku atau tokoh beta. Latar waktu waktu tokoh beta atau waktu ketika orang-orang sedang tidur dan mati. Latar waktu juga menggunakan selama kita hidup di dunia ini. Saat kita hidup karena memperjuangkan sesuatu. Gabungan dan jalinan antara objek-objek yang dikemukakan, latar, pelaku serta struktur ceritanyaalur adalah Tokoh beta yang sedang berkata kepada Tuhan di dalam hatinya lebih kepada dirinya sendiri. Ia ingin mengatakan bahwa pengertian orang-orang selama ini bahwa arti damai selama ini adalah tidur dan ketika kita mati adalah salah. Penulis mengatakan bahwa saat merasa damai adalah ketika ia berjuang dalam hidup karena pada saat itu ia meminta kepada Tuhan untuk dimudahkan dan akan merasa dekat dengan-Nya. Saaat dekat itu ia merasa damai. Lapis keempatDunia Lapis dunia’ adalah yang tak perlu ditanyakan, tetapi sudah eksplisit, tampak sebagai berikut. Pada bait pertama baris pertama tokoh beta mempertanyakan arti damai. Apakah arti damai sesunggunya. Pada bait kedua menyatakan bahwa damai menurut orang-orang adalah ketika kamu bisa terlelap dalam tidur dan ketika berbalut baju putih di dalam kubur’ yang berarti ketika menemui kematian. Pada bait ketiga dikatakan secara gamblang oleh penyair pada kalimat hidup adalah perjuangan’ dan ia menggambarkan bahwa perjuangan itu diibaratkan seperti samura dan segara yang luas dan tidak ada ujungnya. Di dalam hidup kita akan terus berjuang. Penyair menggambarkan arti kata perjuangan dengan lautan dan alam semesta, itu berarti sebuah perjuangan tidak berhenti pada satu titik saja. Saat kita merasa selesai melakukan atau mencapai hal yang kita inginkan sesungguhnya itu bukan akhir tetapi sebuah awal, begitupun seterusnya. Pada bait terakhir penyair menyatakan bahwa dengan cara itulah manusia akan dekat dengan Tuhannya karena ia akan selalu menmanjatkan doa untuk memperjuangkan hidupnya. Dan saat dekat dengan Tuhannya melalui doa itulah ia akan measakan damai dan tentram. Rasa tentram dan damai didapat dari perjuangan. Mengapa? Karena saat kita berjuang kita meminta bantuan kepada-Nya dan terus mendekatkan diri. Lapis Metafisis Lapis Metafisis atau amanat yang dapat saya ambil dari puisi ini adalah semakin kita memperjuangkan sesuatu maka pada hakikatnya kita akan semakin dekat dengan sang pencipta karena kita memohon bantuanNya. Rasa tentram dan damai didapat dari perjuangan. Karena saat kita berjuang kita meminta bantuan kepada-Nya dan terus mendekatkan diri. Pada bait terakhir penyair menyatakan bahwa dengan cara itulah manusia akan dekat dengan Tuhannya karena ia akan selalu menmanjatkan doa untuk memperjuangkan hidupnya. Dan saat dekat dengan Tuhannya melalui doa itulah ia akan measakan damai dan tentram. Hanya dengan memperjuangkan dan memiliki motivasi hidup Tuhan selalu ada di hati kita. Apabila kita menemui sebuah keberhasilan maka hal itu tak lepas dari campur tangan Tuhan dan apabila kita menemui kegagalan saat berjuang itu berarti Tuhan sudah menyiapkan rencana lain untuk kita, dan kita harus tetap melanjutkan perjuangan. Pesan itulah yang ingin pengarang sampaikan, kita merasa damai dan tentram ketika kita tahu Tuhan selalu ada dalam langkah perjuangan kita. Sebuah perjuangan tidak berhenti pada satu titik saja. Saat kita merasa selesai melakukan atau mencapai hal yang kita inginkan sesungguhnya itu bukan akhir tetapi sebuah awal, begitupun seterusnya. Navigasi pos
Berikut5 Puisi STA (Sutan Takdir Alisyahbana) yang bisa Sobat simak dan analisa kedalaman maknanya. BERGUNDAH HATI Di atas tebing duduk seorang kelana Memandang arah ke tengah lautan Dalam hatinya, gundah gulana Teringat kampung dengan halaman Pandangnya dilayangkan arah ke barat Terlihat surya hampir terbenam Sebab pun kelana, jadi melarat
Di KakimuAku 'ngembara seorang diri,Badan lemah berdaya gunung yang kudaki,Lepas mega menghadap wala. Berapa kali aku terhenti, Merebah diri melepas lelah. Sekali aku meninjau ke bawah, Takjub melihat permai rumahku mana halaman,Mata mencari kelihatan menyatu indah semata,Terpaku diri memandang taman. Tuhanku, hati hasratkan Engkau! Pimpin umatmu naik ke puncak, Tempat mega tiada menutup, Dan pandangan terus kakimu tinggi di sawang,Aku hendak meninjau ke bayangku hilang tenggelam,Daif papa tengah April 1935Sumber Tebaran Mega 1935Puisi Di KakimuKarya Sutan Takdir AlisjahbanaBiodata Sutan Takdir AlisjahbanaSutan Takdir Alisjahbana lahir pada tanggal 11 Februari 1908 di Natal, Mandailing Natal, Sumatra Takdir Alisjahbana meninggal dunia pada tanggal 17 Juli Takdir Alisjahbana adalah salah satu sastrawan Angkatan Pujangga Baru. Akudan Tuhanku - Sutan Takdir Alisjahbana By Nurul Pratiwi - 03:15 Tuhan, Kau lahirkan aku tak pernah kuminta. Dan aku tahu, sebelum aku Kau ciptakan. Berjuta tahun, tak berhingga lamanya. Engkau terus menerus mencipta berbagai ragam Alangkah kikirnya Engkau, dengan kemahakayaan-Mu. Dan Tuhanku, dalam hatikulah Engkau perkasa bersemayam
Aku dan Tuhanku Tuhan,Kaulahirkan aku, tak pernah kumintaDan aku tahu, sebelum aku KauciptakanBerjuta tahun, tak berhingga lamanya,Engkau terus-menerus mencipta berbagai pemusnah mahaperkasa,Apa yang Kauciptakan, penuh kasih-sayang,Engkau hancur-remukkan, Engkau musnahkan,Pasti, tiada sangsi, keras dan aku tahu, suatu saat tertentu,Engkau sendiri menetapkan waktu dan tempatnya,Akupun akan Kaulenyapkan kembali, tentu dan pasti,Tak pernah akan kutahu alasan dan sesudah aku kembali dalam ketiadaan,Engkau terus-menerus dengan permainanMuBerjuta-juta tahun lagi, abadiTenang mantap, seolah aku tak pernah Engkau terus bermain, tak hentinya,Berbuat menghancurkan dan mencipta memusnahkan kembali,Terus-menerus memulai dan mengakhiri,Tak bosan-bosannya dalam kekekalan kekuasaanMu Engkau sungguh sewenang-wenang,Menjalankan siasat dan muslihatMu,Yang hanya Kau sendiri tahu hanya dapat berkhayal dan menduga-duga,Untuk akhirnya hanya menyerah, tiada Engkau memberiku hidup sesingkat ini,Dan berjuta-juta tahun kemahakayaanMu?Setetes air dalam samudra tak bertepi!Alangkah kikirnya Engkau dengan kemahakayaanMu!Tetapi Tuhan,Kepadaku Engkau anugerahkan hikmat,Tiada ternilai seuntai mutiara hidupku,Pertama hayat-jasad, senantiasa gelisah,Terus bertunas, berkembang dan siapkan pula aku dengan mukjizatHati perasa, tulus dalam menerima segala,Riang gelak tertawa bila bersukariaPilu sedih menangis bila malang dengan makhluk sesama,Kawan senasib terdampar di berjuang sepenuh hati dalam berjuang,Merah marak bernyala dalam Tuhanku,Dalam hatikulah Engkau perkasa bersemayam!Bersyukur sepenuhnya akan kekayaan kemungkinan,Terus-menerus limpah-ruah Engkau curahkan,Meski kuinsaf kekecilan dan kedaifankuDi bawah kemahakuasaanMu dalam kemahaluasan lengkapi juga aku dengan kecerdasan akal,Yang memungkinkan aku berpikir dan memahamiKebebasan dan keserbaragaman ciptaanMu,Seluk-beluk rahasia permainan Engkau tenaga imaginasi Engkau limpahkan,Aku dapat mengikuti dan meniru permainanMuGirang berkhayal dan mencipta pelbagai ragam,Terpesona sendiri menikmati keindahan Kauturunkan aku seperti diriMuGelisah tak jemu-jemu berbuat dan berkarya,Terus tumbuh bertunas dan berkembang meluaskan diriHendak menyamaiMu dalam keaktifan dan di atas dan di atas segala atas,Kauberi aku mukjizat di atas segala mukjizatKebebasan mengamati, menilai dan memutuskan,Dengan iktikat, tanggung jawab dan dambaan arti dan martabat kepada sececah hidup,Dalam kemurahan hatiMu aku Engkau rahmati,Sehingga dapatlah aku mengetahui alam sekitarDan seperti Engkau berbuat dan mencipta mengubah segala,Sehingga sanggup pula berkarya mencipta penaka DikauDalam kebebasan ke segala arah Engkau curahkan,Aku dapat kemasukkan keangkaraan dan KeserakahanDan dengan buta nekat menolak pemberianMu,Karena kuanggap terlampau kecil dan tak berarti,Tak sepadan kemahabesaran dan bedil, setusuk keris, setetes racun,Telah cukup bagiku untuk lenyap kembaliKe dalam ketiadaan tempatku semula berasal,Sehingga dapatlah Engkau, Tuhan mahaperkasa,Meneruskan permainanMu, tak usah kusertaiTetapi betulkah hanya itu kemungkinan,Yang dapat kupilih dan kulakukanDengan kepekaan hati dan kecerdasan akalku,Serta kelincahan angan mengkhayal dan mencipta?Tidak, tidak ya Allah ya Rabbi,Dalam nikmat rahmat kebebasan,Yang dengan murah hati Engkau curahkan,Dapatlah aku dengan tulus dan bertanggung jawabMenilai dan memutuskan sendiri martabat dari angkara murka mengingkariMu,Akupun dapat dengan tegas, tak ragu-raguGirang dan gembira menjunjung anugerahMu,Memanfaatkan segala kesempatan selama hidupku,Meski bagaimana sekalipun singkatnya terbukalah bagiku kesempurnaan cahayaMu,Cahaya dan segala cahaya,Melingkupi segala cahaya di bumi dan langit,Memenuhi segala yang tercipta dan dapatlah aku menyaksikan dan memahami,Malahan mengagumi dan menikmati keragaman ciptaanMu,Permainan dahsyat dan gaib penuh rahasia,Yang Engkau mainkan terus-menerus, abadi,Dalam kekudusan dan keagungan sinar Tuhan,Dalam kepenuhan terliput kecerahan sinar cahayaMu,Menyerah kepada kebesaran dan kemuliaan kasihMu,Aku akan memakai kesanggupan dan kemungkinan,Sebanyak dan seluas itu Kaulimpahkan kepadaku,Jauh mengatasi makhluk lain khalifah yang penuh menerima sinar cahayaMuDalam kemahaluasan kerajaanMu, tak adalah pilihanDari bersyukur dan bahagia bekerja mencipta,Dengan kecerahan kesadaran dan kepenuhan jiwa,Tidak tanggung, tidak akan tegas dan bulat iktikad,Positif mantap, selalu gairah membangun,Gembira dalam setiap melangkah dan bertindak,Meskipun jatuh terhempas dalam usaha dan damba,Aku akan ikut serta dalam kedahsyatan permainanMu,Senantiasa dengan kecerahan optimisme mengejar cita,Bersolidaritas dengan segala sesama makhluk,Mendambakan kerukunan dan kesejahteraan hidup Allah ya Rabbi,Sekelumit hidup yang Engkau hadiahkanDalam kebesaran dan kedalaman kasihMu,Akan kukembangkan semarak semekar-mekarnyaSampai saat terakhir nafasku Engkau memanggilku kembali kehadiratMu,Ke dalam kegaiban rahasia keabadianMu,Dimana aku menyerah tulus sepenuh hatiKepada keagungan kekudusanMu cahaya segala cahaya. Toya Bungkah, 24 April 1989Sumber Horison Juni, 1989Puisi Aku dan TuhankuKarya Sutan Takdir AlisjahbanaBiodata Sutan Takdir AlisjahbanaSutan Takdir Alisjahbana lahir pada tanggal 11 Februari 1908 di Natal, Mandailing Natal, Sumatra Takdir Alisjahbana meninggal dunia pada tanggal 17 Juli Takdir Alisjahbana adalah salah satu sastrawan Angkatan Pujangga Baru.

TipografiPuisi "Segala, Segala" karya Sutan Takdir Alisjahbana memiliki tipografi yang unik. 1. Puisi ini memiliki 5 2. Pada bait pertama dan kedua terdapat empat (4) larik sedangkan bait ketiga, keempat, dan kelima memiliki dua (2) bait. 3. Setiap awal larik menggunakan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.) dan koma (,) 2.

Kepada Kaum Mistik 1 Engkau mencari Tuhanmu di malam kelam Bila sepi mati seluruh bumi Bila kabur menyatu segala warna Bila umat manusia nyenyak terhenyak Dalam tilam, lelah lelap. Tahulah aku, Tuhanmu Tuhan diam kesunyian! Tetapi aku bertemu Tuhanku di siang-terang Bila dunia ramai bergerak Bila suara memenuhi udara Bila nyata segala warna Bila manusia sibuk bekerja Hati jaga, mata terbuka Sebab Tuhanku Tuhan segala gerak dan kerja Aku berbisik dengan Tuhanku dalam kembang bergirang rona Aku mendengar suara Tuhanku dalam deru mesin terbang diatas kepalaku Aku melihat Tuhanku dalam keringat ngalir orang sungguh bekerja Kepada Kaum Mistik 2 Berderis decis jelas tangkas Tangan ringan tukang pangkas Menggunting ujung rambutku Jatuh gugur bercampur debu Aku melihat Tuhanku Akbar Ujung rambut di tanah terbabar Teman, aku gila katamu? Wahai, kasihan aku melihatmu Mempunyai mata, tiada bermata Dapat melihat, tak pandai melihat Sebab beta melihat Tuhan dimana-mana Di ujung kuku yang gugur digunting Pada selapa kering yang gugur ke tanah Pada matahari yang panas membakar. 19 Oktober 1937Sumber Lagu Pemacu Ombak 1978Puisi Kepada Kaum MistikKarya Sutan Takdir AlisjahbanaBiodata Sutan Takdir AlisjahbanaSutan Takdir Alisjahbana lahir pada tanggal 11 Februari 1908 di Natal, Mandailing Natal, Sumatra Takdir Alisjahbana meninggal dunia pada tanggal 17 Juli Takdir Alisjahbana adalah salah satu sastrawan Angkatan Pujangga Baru. .
  • jyxo11483n.pages.dev/455
  • jyxo11483n.pages.dev/823
  • jyxo11483n.pages.dev/809
  • jyxo11483n.pages.dev/353
  • jyxo11483n.pages.dev/962
  • jyxo11483n.pages.dev/963
  • jyxo11483n.pages.dev/332
  • jyxo11483n.pages.dev/94
  • jyxo11483n.pages.dev/351
  • jyxo11483n.pages.dev/641
  • jyxo11483n.pages.dev/442
  • jyxo11483n.pages.dev/652
  • jyxo11483n.pages.dev/555
  • jyxo11483n.pages.dev/61
  • jyxo11483n.pages.dev/630
  • makna puisi aku dan tuhanku karya sutan takdir alisjahbana