Tim indoSastra Pencari Karya Sastra Terpendam yang Bermutu Tinggi Sastra Angkatan Pujangga Baru, bentuk Puisi Karya Sutan Takdir Alisjahbana Ini adalah salah satu puisi yang diciptakan dengan rangkaian makna indah oleh STA, tentang perjuangan dan cinta tanah air, kata mengalir pasti dengan pola yang terencana apik Dari buku Tebaran Mega Waktu penulisan 24 Juli 1935 — Tenteram dan damai? Tidak, tidak Tuhanku! Tenteram dan damai waktu tidur di malam sepi Terteram dan damai berbaju putih di dalam kubur Tetapi hidup ialah perjuangan Perjuangan semata lautan segara Perjuangan semata alam semesta Hanya dalam berjuang beta merasa tenteram dan damai Hanya dalam berjuang berkobar Engkau Tuhanku di dalam dada Originally posted 2012-10-21 053250. Republished by Blog Post PromoterKirimKarya Puisi Home » 1989 , Puisi , Puisi Sutan Takdir Alisjahbana , Puisi Tentang Ketuhanan » Puisi: Aku dan Tuhanku (Karya Sutan Takdir Alisjahbana) Puisi: Aku dan Tuhanku (Karya Sutan Takdir Alisjahbana) Januari 24, 2020 Soal Sejarah SMA Salah satu tokoh penting Angkatan Pujangga Baru adalah Sutan Takdir Alisyahbana. Di bawah ini termasuk hasil karyanya,kecuali…. A. Tak Putus Dirundung Malang B. Dian Yang Tak Kunjung Padam C. Anak Perawan Di Sarang Penyamun D. Layar Terkembang E. Setanggi Timur Pembahasan; Sutan Takdir Alisyahbana Hasil karya Sutan Takdir Alisyahbana, antara lain Tak Putus Dirundung Malang, roman tahun 1929; Dian Yang Tak Kunjung Padam, roman tahun 1932, Anak Perawan di Sarang Penyamun, roman tahun 1941; Layar Terkembang, roman tahun 1936; Tebaran Mega, puisi; Dari Perjuangan ke Pertumbuhan Bahasa Indonesia, tahun 1957; Perjuangan Tanggung Jawab dalam Kesusastraan. Jadi Salah satu tokoh penting Angkatan Pujangga Baru adalah Sutan Takdir Alisyahbana. Di bawah ini termasuk hasil karyanya,kecuali…. E. Setanggi Timur Setangi Timur merupakan karya dari Amir Hamzah About The Author doni setyawan Mari berlomba lomba dalam kebaikan. Semoga isi dari blog ini membawa manfaat bagi para pengunjung blog. Terimakasih
Salahsatu karya sastra terkenal dari Angkatan Pujangga Baru adalah Layar Terkembangkarangan Sutan Takdir Alisjahbana. Layar Terkembang merupakan kisah roman antara tiga muda-mudi, yaitu: Yusuf, Maria, dan Tuti. Berikut ini dapat kita pelajari Roman Layar Terkembang. Yusuf adalah seorang mahasiswa kedokteran tingkat akhir yang menghargai wanita.Islam Episode 1 Puisi Aku Dan Tuhanku karya Sutan Takdir Alisjahbana. Puisi ini mempunyai ceritanya sendiri semasa saya masih SMP dulu. Pernah saya bacakan di depan guru juga waktu itu. Kenangannya panjaaaaang. Autres épisodes Episode 1 Puisi Aku Dan Tuhanku karya Sutan Takdir Alisjahbana. Puisi ini mempunyai ceritanya sendiri semasa saya masih SMP dulu. Pernah saya bacakan di depan guru juga waktu itu. Kenangannya panjaaaaang. Autres épisodes Sekaliaku duduk dibawah pohon karet dan terkejut mendengar letusan nyaring diatas kepalaku: biji matang menghambur dari batangnya. Ya, aku tahu, dimana-mana tumbuh menghendaki bebas dari ikatan! * Terdengarkah itu olehmu, wahai angkatan baru? Putuskan, hancurkan segala yang mengikat! Lanjut ke konten Perjuangan Tenteram dan damai? Tidak, tidak Tuhanku! Tenteram dan damai waktu tidur di malam sepi. Tenteram dan damai berbaju putih di dalam kubur. Tetapi hidup ialah perjuangan. Perjuangan semata lautan segera. Perjuangan semata alam semesta. Hanya dalam berjuang beta merasa tenteram dan damai. Hanya dalam berjuang berkobar Engkau Tuhanku di alam dada. Analisis puisi di atas berdasarkan Lapis Bunyi Pada bait pertama dan kedua ada asonansi a dan u yaitu pada kata damai’ dan tuhanku’ serta sepi; dan kubur’. Pada bait ketiga terdapat bunyi asonansi a pada tiga baris yaitu di kata perjuangan’, segera’ dan semesta’. Di dalam puisi Perjuangan penulis menggunaan pengulangan bunyi untuk menambah nilai estetika. Seperi kata tentram dan damai pada baris pertama diulang di baris ke dua dan tiga, begitu pula pengulangan kata perjuangan’ dan hanya’ baris-baris yang mengikutinya. Lapis Artimakna eksplisit Arti puisi Perjuangan per bait Tentram dan damai? Pengarang mempertanyakan arti kata tentram dan damai yang selama ini disalah artikan oleh orang orang. Tidak, tidak Tuhanku! Kemudian pernyataan itu disangkalnya. Menurutnya bukan itu yang sesunggunya. Tentram dan damai waktu tidur dalam sepi Tentram dan damai berbaju putih di dalam kubur Orang-orang beranggapan bahwa menyatakan bahwa damai menurut orang-orang adalah ketika kamu bisa terlelap dalam tidur dan ketika berbalut baju putih di dalam kubur’ yang berarti ketika menemui kematian. Hanya dengan kematian sesungguhnya kedamaian yang selama ini menjadi maksud pikiran manusia atas arti kata damai. Apabila kedamaian yang dimaksud adalah menikmati hidup dengan tenang dan tidak melakukan apa-apa, itulah saat manusia sedang tidur atau menemui kematiannya Arti damai yang sesungguhnya tidaklah semudah itu untuk diraih. Tetapi hidup adalah perjuangan Penyair ingin mengungkapkan bahwa hidup yang sesungguhnya adalah perjuangan. Kita harus berjuang untuk mendapatkan sukses dan perjuangan itu berkelanjutan tiada hentinya. Arti hidup yang sebenarnya adalah berjuang ketika seseorang tidak lagi mempunyai motivasi untuk berjuang maka ia tidak bisa dikatakan hidup. Perjuangan semata lautan segera. Perjuangan semata alam semesta. Penyair menggambarkan arti kata perjuangan dengan lautan dan alam semesta, itu berarti sebuah perjuangan tidak berhenti pada satu titik saja. Saat kita merasa selesai melakukan atau mencapai hal yang kita inginkan sesungguhnya itu bukan akhir tetapi sebuah awal, begitupun seterusnya. Di dalam hidup kita akan terus berjuang. Penyair menggambarkan arti kata perjuangan dengan lautan dan alam semesta, itu berarti sebuah perjuangan tidak berhenti pada satu titik saja. Saat kita merasa selesai melakukan atau mencapai hal yang kita inginkan sesungguhnya itu bukan akhir tetapi sebuah awal, begitupun seterusnya. Hanya dalam berjuang beta merasa tenteram dan damai. Hanya dalam berjuang berkobar Engkau Tuhanku di alam dada. Rasa tentram dan damai didapat dari perjuangan. Mengapa? Karena saat kita berjuang kita meminta bantuan kepada-Nya dan terus mendekatkan diri. Pada bait terakhir penyair menyatakan bahwa dengan cara itulah manusia akan dekat dengan Tuhannya karena ia akan selalu menmanjatkan doa untuk memperjuangkan hidupnya. Dan saat dekat dengan Tuhannya melalui doa itulah ia akan measakan damai dan tentram. Hanya dengan memperjuangkan dan memiliki motivasi hidup Tuhan selalu ada di hati kita. Lapis Ketiga Pelaku atau tokoh beta. Latar waktu waktu tokoh beta atau waktu ketika orang-orang sedang tidur dan mati. Latar waktu juga menggunakan selama kita hidup di dunia ini. Saat kita hidup karena memperjuangkan sesuatu. Gabungan dan jalinan antara objek-objek yang dikemukakan, latar, pelaku serta struktur ceritanyaalur adalah Tokoh beta yang sedang berkata kepada Tuhan di dalam hatinya lebih kepada dirinya sendiri. Ia ingin mengatakan bahwa pengertian orang-orang selama ini bahwa arti damai selama ini adalah tidur dan ketika kita mati adalah salah. Penulis mengatakan bahwa saat merasa damai adalah ketika ia berjuang dalam hidup karena pada saat itu ia meminta kepada Tuhan untuk dimudahkan dan akan merasa dekat dengan-Nya. Saaat dekat itu ia merasa damai. Lapis keempatDunia Lapis dunia’ adalah yang tak perlu ditanyakan, tetapi sudah eksplisit, tampak sebagai berikut. Pada bait pertama baris pertama tokoh beta mempertanyakan arti damai. Apakah arti damai sesunggunya. Pada bait kedua menyatakan bahwa damai menurut orang-orang adalah ketika kamu bisa terlelap dalam tidur dan ketika berbalut baju putih di dalam kubur’ yang berarti ketika menemui kematian. Pada bait ketiga dikatakan secara gamblang oleh penyair pada kalimat hidup adalah perjuangan’ dan ia menggambarkan bahwa perjuangan itu diibaratkan seperti samura dan segara yang luas dan tidak ada ujungnya. Di dalam hidup kita akan terus berjuang. Penyair menggambarkan arti kata perjuangan dengan lautan dan alam semesta, itu berarti sebuah perjuangan tidak berhenti pada satu titik saja. Saat kita merasa selesai melakukan atau mencapai hal yang kita inginkan sesungguhnya itu bukan akhir tetapi sebuah awal, begitupun seterusnya. Pada bait terakhir penyair menyatakan bahwa dengan cara itulah manusia akan dekat dengan Tuhannya karena ia akan selalu menmanjatkan doa untuk memperjuangkan hidupnya. Dan saat dekat dengan Tuhannya melalui doa itulah ia akan measakan damai dan tentram. Rasa tentram dan damai didapat dari perjuangan. Mengapa? Karena saat kita berjuang kita meminta bantuan kepada-Nya dan terus mendekatkan diri. Lapis Metafisis Lapis Metafisis atau amanat yang dapat saya ambil dari puisi ini adalah semakin kita memperjuangkan sesuatu maka pada hakikatnya kita akan semakin dekat dengan sang pencipta karena kita memohon bantuanNya. Rasa tentram dan damai didapat dari perjuangan. Karena saat kita berjuang kita meminta bantuan kepada-Nya dan terus mendekatkan diri. Pada bait terakhir penyair menyatakan bahwa dengan cara itulah manusia akan dekat dengan Tuhannya karena ia akan selalu menmanjatkan doa untuk memperjuangkan hidupnya. Dan saat dekat dengan Tuhannya melalui doa itulah ia akan measakan damai dan tentram. Hanya dengan memperjuangkan dan memiliki motivasi hidup Tuhan selalu ada di hati kita. Apabila kita menemui sebuah keberhasilan maka hal itu tak lepas dari campur tangan Tuhan dan apabila kita menemui kegagalan saat berjuang itu berarti Tuhan sudah menyiapkan rencana lain untuk kita, dan kita harus tetap melanjutkan perjuangan. Pesan itulah yang ingin pengarang sampaikan, kita merasa damai dan tentram ketika kita tahu Tuhan selalu ada dalam langkah perjuangan kita. Sebuah perjuangan tidak berhenti pada satu titik saja. Saat kita merasa selesai melakukan atau mencapai hal yang kita inginkan sesungguhnya itu bukan akhir tetapi sebuah awal, begitupun seterusnya. Navigasi pos
Berikut5 Puisi STA (Sutan Takdir Alisyahbana) yang bisa Sobat simak dan analisa kedalaman maknanya. BERGUNDAH HATI Di atas tebing duduk seorang kelana Memandang arah ke tengah lautan Dalam hatinya, gundah gulana Teringat kampung dengan halaman Pandangnya dilayangkan arah ke barat Terlihat surya hampir terbenam Sebab pun kelana, jadi melaratDi KakimuAku 'ngembara seorang diri,Badan lemah berdaya gunung yang kudaki,Lepas mega menghadap wala. Berapa kali aku terhenti, Merebah diri melepas lelah. Sekali aku meninjau ke bawah, Takjub melihat permai rumahku mana halaman,Mata mencari kelihatan menyatu indah semata,Terpaku diri memandang taman. Tuhanku, hati hasratkan Engkau! Pimpin umatmu naik ke puncak, Tempat mega tiada menutup, Dan pandangan terus kakimu tinggi di sawang,Aku hendak meninjau ke bayangku hilang tenggelam,Daif papa tengah April 1935Sumber Tebaran Mega 1935Puisi Di KakimuKarya Sutan Takdir AlisjahbanaBiodata Sutan Takdir AlisjahbanaSutan Takdir Alisjahbana lahir pada tanggal 11 Februari 1908 di Natal, Mandailing Natal, Sumatra Takdir Alisjahbana meninggal dunia pada tanggal 17 Juli Takdir Alisjahbana adalah salah satu sastrawan Angkatan Pujangga Baru. Akudan Tuhanku - Sutan Takdir Alisjahbana By Nurul Pratiwi - 03:15 Tuhan, Kau lahirkan aku tak pernah kuminta. Dan aku tahu, sebelum aku Kau ciptakan. Berjuta tahun, tak berhingga lamanya. Engkau terus menerus mencipta berbagai ragam Alangkah kikirnya Engkau, dengan kemahakayaan-Mu. Dan Tuhanku, dalam hatikulah Engkau perkasa bersemayam
Aku dan Tuhanku Tuhan,Kaulahirkan aku, tak pernah kumintaDan aku tahu, sebelum aku KauciptakanBerjuta tahun, tak berhingga lamanya,Engkau terus-menerus mencipta berbagai pemusnah mahaperkasa,Apa yang Kauciptakan, penuh kasih-sayang,Engkau hancur-remukkan, Engkau musnahkan,Pasti, tiada sangsi, keras dan aku tahu, suatu saat tertentu,Engkau sendiri menetapkan waktu dan tempatnya,Akupun akan Kaulenyapkan kembali, tentu dan pasti,Tak pernah akan kutahu alasan dan sesudah aku kembali dalam ketiadaan,Engkau terus-menerus dengan permainanMuBerjuta-juta tahun lagi, abadiTenang mantap, seolah aku tak pernah Engkau terus bermain, tak hentinya,Berbuat menghancurkan dan mencipta memusnahkan kembali,Terus-menerus memulai dan mengakhiri,Tak bosan-bosannya dalam kekekalan kekuasaanMu Engkau sungguh sewenang-wenang,Menjalankan siasat dan muslihatMu,Yang hanya Kau sendiri tahu hanya dapat berkhayal dan menduga-duga,Untuk akhirnya hanya menyerah, tiada Engkau memberiku hidup sesingkat ini,Dan berjuta-juta tahun kemahakayaanMu?Setetes air dalam samudra tak bertepi!Alangkah kikirnya Engkau dengan kemahakayaanMu!Tetapi Tuhan,Kepadaku Engkau anugerahkan hikmat,Tiada ternilai seuntai mutiara hidupku,Pertama hayat-jasad, senantiasa gelisah,Terus bertunas, berkembang dan siapkan pula aku dengan mukjizatHati perasa, tulus dalam menerima segala,Riang gelak tertawa bila bersukariaPilu sedih menangis bila malang dengan makhluk sesama,Kawan senasib terdampar di berjuang sepenuh hati dalam berjuang,Merah marak bernyala dalam Tuhanku,Dalam hatikulah Engkau perkasa bersemayam!Bersyukur sepenuhnya akan kekayaan kemungkinan,Terus-menerus limpah-ruah Engkau curahkan,Meski kuinsaf kekecilan dan kedaifankuDi bawah kemahakuasaanMu dalam kemahaluasan lengkapi juga aku dengan kecerdasan akal,Yang memungkinkan aku berpikir dan memahamiKebebasan dan keserbaragaman ciptaanMu,Seluk-beluk rahasia permainan Engkau tenaga imaginasi Engkau limpahkan,Aku dapat mengikuti dan meniru permainanMuGirang berkhayal dan mencipta pelbagai ragam,Terpesona sendiri menikmati keindahan Kauturunkan aku seperti diriMuGelisah tak jemu-jemu berbuat dan berkarya,Terus tumbuh bertunas dan berkembang meluaskan diriHendak menyamaiMu dalam keaktifan dan di atas dan di atas segala atas,Kauberi aku mukjizat di atas segala mukjizatKebebasan mengamati, menilai dan memutuskan,Dengan iktikat, tanggung jawab dan dambaan arti dan martabat kepada sececah hidup,Dalam kemurahan hatiMu aku Engkau rahmati,Sehingga dapatlah aku mengetahui alam sekitarDan seperti Engkau berbuat dan mencipta mengubah segala,Sehingga sanggup pula berkarya mencipta penaka DikauDalam kebebasan ke segala arah Engkau curahkan,Aku dapat kemasukkan keangkaraan dan KeserakahanDan dengan buta nekat menolak pemberianMu,Karena kuanggap terlampau kecil dan tak berarti,Tak sepadan kemahabesaran dan bedil, setusuk keris, setetes racun,Telah cukup bagiku untuk lenyap kembaliKe dalam ketiadaan tempatku semula berasal,Sehingga dapatlah Engkau, Tuhan mahaperkasa,Meneruskan permainanMu, tak usah kusertaiTetapi betulkah hanya itu kemungkinan,Yang dapat kupilih dan kulakukanDengan kepekaan hati dan kecerdasan akalku,Serta kelincahan angan mengkhayal dan mencipta?Tidak, tidak ya Allah ya Rabbi,Dalam nikmat rahmat kebebasan,Yang dengan murah hati Engkau curahkan,Dapatlah aku dengan tulus dan bertanggung jawabMenilai dan memutuskan sendiri martabat dari angkara murka mengingkariMu,Akupun dapat dengan tegas, tak ragu-raguGirang dan gembira menjunjung anugerahMu,Memanfaatkan segala kesempatan selama hidupku,Meski bagaimana sekalipun singkatnya terbukalah bagiku kesempurnaan cahayaMu,Cahaya dan segala cahaya,Melingkupi segala cahaya di bumi dan langit,Memenuhi segala yang tercipta dan dapatlah aku menyaksikan dan memahami,Malahan mengagumi dan menikmati keragaman ciptaanMu,Permainan dahsyat dan gaib penuh rahasia,Yang Engkau mainkan terus-menerus, abadi,Dalam kekudusan dan keagungan sinar Tuhan,Dalam kepenuhan terliput kecerahan sinar cahayaMu,Menyerah kepada kebesaran dan kemuliaan kasihMu,Aku akan memakai kesanggupan dan kemungkinan,Sebanyak dan seluas itu Kaulimpahkan kepadaku,Jauh mengatasi makhluk lain khalifah yang penuh menerima sinar cahayaMuDalam kemahaluasan kerajaanMu, tak adalah pilihanDari bersyukur dan bahagia bekerja mencipta,Dengan kecerahan kesadaran dan kepenuhan jiwa,Tidak tanggung, tidak akan tegas dan bulat iktikad,Positif mantap, selalu gairah membangun,Gembira dalam setiap melangkah dan bertindak,Meskipun jatuh terhempas dalam usaha dan damba,Aku akan ikut serta dalam kedahsyatan permainanMu,Senantiasa dengan kecerahan optimisme mengejar cita,Bersolidaritas dengan segala sesama makhluk,Mendambakan kerukunan dan kesejahteraan hidup Allah ya Rabbi,Sekelumit hidup yang Engkau hadiahkanDalam kebesaran dan kedalaman kasihMu,Akan kukembangkan semarak semekar-mekarnyaSampai saat terakhir nafasku Engkau memanggilku kembali kehadiratMu,Ke dalam kegaiban rahasia keabadianMu,Dimana aku menyerah tulus sepenuh hatiKepada keagungan kekudusanMu cahaya segala cahaya. Toya Bungkah, 24 April 1989Sumber Horison Juni, 1989Puisi Aku dan TuhankuKarya Sutan Takdir AlisjahbanaBiodata Sutan Takdir AlisjahbanaSutan Takdir Alisjahbana lahir pada tanggal 11 Februari 1908 di Natal, Mandailing Natal, Sumatra Takdir Alisjahbana meninggal dunia pada tanggal 17 Juli Takdir Alisjahbana adalah salah satu sastrawan Angkatan Pujangga Baru.
TipografiPuisi "Segala, Segala" karya Sutan Takdir Alisjahbana memiliki tipografi yang unik. 1. Puisi ini memiliki 5 2. Pada bait pertama dan kedua terdapat empat (4) larik sedangkan bait ketiga, keempat, dan kelima memiliki dua (2) bait. 3. Setiap awal larik menggunakan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.) dan koma (,) 2.
Kepada Kaum Mistik 1 Engkau mencari Tuhanmu di malam kelam Bila sepi mati seluruh bumi Bila kabur menyatu segala warna Bila umat manusia nyenyak terhenyak Dalam tilam, lelah lelap. Tahulah aku, Tuhanmu Tuhan diam kesunyian! Tetapi aku bertemu Tuhanku di siang-terang Bila dunia ramai bergerak Bila suara memenuhi udara Bila nyata segala warna Bila manusia sibuk bekerja Hati jaga, mata terbuka Sebab Tuhanku Tuhan segala gerak dan kerja Aku berbisik dengan Tuhanku dalam kembang bergirang rona Aku mendengar suara Tuhanku dalam deru mesin terbang diatas kepalaku Aku melihat Tuhanku dalam keringat ngalir orang sungguh bekerja Kepada Kaum Mistik 2 Berderis decis jelas tangkas Tangan ringan tukang pangkas Menggunting ujung rambutku Jatuh gugur bercampur debu Aku melihat Tuhanku Akbar Ujung rambut di tanah terbabar Teman, aku gila katamu? Wahai, kasihan aku melihatmu Mempunyai mata, tiada bermata Dapat melihat, tak pandai melihat Sebab beta melihat Tuhan dimana-mana Di ujung kuku yang gugur digunting Pada selapa kering yang gugur ke tanah Pada matahari yang panas membakar. 19 Oktober 1937Sumber Lagu Pemacu Ombak 1978Puisi Kepada Kaum MistikKarya Sutan Takdir AlisjahbanaBiodata Sutan Takdir AlisjahbanaSutan Takdir Alisjahbana lahir pada tanggal 11 Februari 1908 di Natal, Mandailing Natal, Sumatra Takdir Alisjahbana meninggal dunia pada tanggal 17 Juli Takdir Alisjahbana adalah salah satu sastrawan Angkatan Pujangga Baru. .