CaraKerja dan Daftar Pestisida serta Strategi Pegilirannya pada Budidaya Tanaman Sayuran dan Palawija 7 2. Cara Kerja Pestisida 2.1. Cara kerja insektisida dan akarisida No. Golongan Nama bahan aktif Kode cara kerja Cara kerja 1. Karbamat Alankarb, Aldikarb, Bendiokarb, Benfurakarb, Butokarboksim, Butoksikarboksim, Karbaril,
Sivinto BayerBahan Aktif Pestisida dan Kegunaannya Insektisida Sivanto Bayer. HP 082141747141 telpon dan 08125222117 SMS/WA . Toko pertanian online LMGA Agro jual insektisida Sivanto produk Bayer. Insektisida memiliki bahan aktif dan kegunaannya bagi tanaman. Toko pertanian online LMGA Agro menyediakan berbagai kebutuhan bercocok tanam pertanian. Antara lain benih hibrida dan unggul produk terbaik perusahaan benih terpercaya. Tersedia pula pupuk, pestisida, ZPT hingga alat pertanian. Toko pertanian LMGA Agro menerima layanan konsultasi pertanian gratis. Kami siap kirim pesanan Anda online ke seluruh wilayah Indonesia. Pengiriman oleh jasa ekspedisi barang JNE, KI8 dan Pos Indonesia. Insektisida Sivanto produk Bayer memiliki bahan aktif pestisida dan kegunaannya untuk mengendalikan serangan hama. Bahan aktif pestisida dan kegunaannya yaitu flupiradifuron, jenis bahan aktif baru. Bahan aktif pestisida dan kegunaannya membantu manusia mengatasi masalah dari gangguan organisme seperti hewan dan tumbuhan. Insektisida Sivanto dari Bayer membantu mengatasi serangan hama. Insektisida Sivinto Bayer ampuh mengendalikan hama tanaman cabai, tembakau, terung dan tomat. Sivinto dari Bayer merupakan insektisda dengan bahan aktif pestisida dan kegunaannya yang bekerja secara sistemik membunuh insektisida sistemik berbentuk larutan dalam air dan berwarna merah muda. Bahan aktif pestisida dan kegunaannya dari insektisida Sivinto bersifat anti resisten dan ramah terhadap lingkungan. Insektisida Sivinto Produk Bayer Insektisida Sivinto produk Bayer bekerja secara sistemik, berbentuk larutan dalam air dan berwarna merah muda. Mengandung bahan aktif dan kegunaannya adalah mengendalikan hama tanaman cabai, tomat, terong dan tembakau. Insektisida Sivinto Bayer mengandung bahan aktif pestisida dan kegunaannya yaitu flupiradifuron 200 g/liter. Insektisida Sivinto dari PT Bayer formulasi terbaru dan teknolgi Sivinto anti resisten dan ramah lingkungan. Flupiradifuron bahan aktif Sivinto berasal dari senyawa alami stemofoline yaitu turunan dari tumbuhan Stemona aktif pestisida dan kegunannya insektisida Sivinto merupakan anggota pertama dari kelas kimia baru penggolongan insektisida, Butenolides. Keunggulan bahan aktifnya menunjukkan kontrol sangat baik terhadap serangan kutu daun dan lalat putih. Bahan aktif pestisida dan kegunaanya Sivinto sangat bagus karena bekerja secara tepat mentargetkan hama. Daya kerja Sivinto turut membantu melindungi serangga bermanfaat seperti lebah, laba-laba. Terutama serangga predator dari hama. Bahan aktif pestisida dan kegunaannya Sivinto memiliki spektrum pengendalian luas dan cocok dipraktekkan untuk segala jenis tanaman. Sivinto menjadi pilihan tepat untuk rotasi tanaman untuk mencegah resistennya hama. Baca Juga Cara Menanam Tomat Berbuah Lebat Bebas VirusPestisida Adalah...Benih Hibrida Bebas PenyakitIstilah pestisida berasal dari bahasa Inggris yaitu pesticide dan terdiri dari kata " pest " berarti hama pengganggu dan mengacu pada hewan baik serangga atau mamalia. Kata berikutnya yaitu " cide " berarti basmi atau bunuh. Bila digabungkan maka arti pestisida yaitu pembasmi hama termasuk organisme pengganggu tanaman, hewan peliharaan dan pada bangunan. Sehingga organisme pengganggu yang dapat dibasmi pestisida yaitu selain hewan juga jamur dan bakteri. Pengertian pestisida menurut Peraturan Menteri Pertanian adalah semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus. Bahan aktif pestisida dan kegunaannya ini digunakan untuk memberantas atau mencegah hama dan penyakit perusak tanaman, bagian tanaman atau hasil pertanian. Pestisida juga terdapat jenis yang digunakan untuk memberantas rumput atau gulma pengganggu tanaman. Cara kerja lain dari bahan aktif pestisida kegunaannya yaitu mematikan daun dan mencegah pertumbuhan yang tidak diinginkan. Pestisida juga ditambahkan bahan kimia lain untuk merangsang dan mengatur pertumbuhan bagian tanaman dan bukan termasuk pupuk. Selain untuk hama yang menyerang tanaman, bahan aktif pestisida dan kegunaannya untuk memberantas dan mencegah hama pada hewan ternak dan hewan peliharaan. Jenis bahan aktif pestisida dapat memberantas dan mencegah hama-hama air, binatang dan jasad renik rumah tangga, bangunan dan alat pertanian. Macam-macam jenis organisme pengganggu tanaman. Golongan insekta atau serangga yaitu ulat, larva, serangga penghisap, tungau dan penggerek. Dari golongan mikroorganisme yaitu bakteri dan keluarga fungi. Virus dianggap bukan organisme hidup. Tanaman seringkali mendapatkan penyakit akibat virus. Sebagiamn ilmuwan mendefinisikan virus yaitu molekul protein pasif. Virus akan aktif menyerang bila sudah menemukan Juga Tanam Cabai Rawit Tanjung Dijamin UntungJenis Pestisida Berdasarkan Organisme SasaranGolongan moluska merupakan organisme sasaran bahan aktif pestisida dan kegunaannya. Moluska adalah hewan lunak tidak bertulang belakang. Hewan moluska antara lain siput, keong yang sering mengganggu tanaman. Golongan mamalia yang sering merusak tanaman yaitu tikus dan babi hutan untuk tanaman perkebunan. Golongan unggas seperti burung pemakan biji-bijian tanaman padi atau ayam yang merusak tanaman jagung. Cacing merusak tanaman masuk golongan pestisida selain membuat produk pembunuh hama juga membuat produk memberantas rumput-rumput liar pengganggu tanaman. Rumput atau alang-alang bila dibiarkan tumbuh liar menyebabkan persaingan dengan tanaman pokoknya. Bahan aktif pestisida dan kegunaannya sangat banyak berdasarkan organisme sasarannya. Insektisida berisi bahan aktif pestisida dan kegunaannya untuk mengendalikan atau membunuh hama golongan serangga. Fungisida berisi bahan aktif pestisida dan kegunaannya untuk mengendalikan, menghilangkan dan menghambat pertumbuhan jamur atau fungi/cendawan. Bakterisida berisi bahan aktif pestisida dan kegunaannya untuk mengendalikan dan menghambat kerja bakteri merusak tanaman. Herbisida yaitu zat bahan aktif pestisida dan kegunaannya mengendalikan, membunuh atau membatasi pertumbuhan tanaman rumput liar yang mengganggu tanaman budidaya. Jenis molukisida untuk membunuh hama golongan siput. Nematisida untuk mengendalikan serangan cacing parasit dalam tanah nematoda . Bahan aktif pestisida jenis algasida untuk mengendalikan alga, mossida untuk mengatasi pertumbuhan lumut. Rodentisida racun untuk tikus dan binatang pengerat lain. Pestisida Diberikan Sesuai Anjuran pada KemasanAlat Kocor PestisidaBeberapa bahan aktif pestisida dan kegunaannya dibuat produsen pembuatnya secara lebih spesifik sesuai target atau sasaran. Ada sebagian golongan insektisida mengandung bahan aktif pestisida dan kegunaannya sama dengan pestisida. Meski sama namun regulasi dan dosis pemakaian beberapa jenis bahan aktif pestisida dan kegunaannya ditujukan untuk target spesifik. Akarisida mengandung bahan aktif pestisida dan kegunaannya mengendalikan hama khusus jenis tungau/mite sehingga disebut juga mitisida. Aphisida berisi bahan aktif pestisida dan kegunaannya mengendalikan hama serangga khusus jenis aphid. Termisida mengendalikan hama serangga khusus jenis rayap. Larvasida mengendalikan serangga khusus pada stadia larva. Ovisida bahan kimia pestisida untuk mengendalikan serangga pada stadia telur. Sesuai anjuran bahwa aplikasi bahan aktif pestisida dapat berdampak efektif, aman dan efisien. Hal tersebut bila dalam aplikasinya sudah mengetahui jenis, klasifikasi dan karakteristik bahan aktif. Dampak negatif dapat terjadi bila Anda mengabaikan faktor jenis, klasifikasi dan karakteristik bahan aktif pestisida. Terkadang organisme pengganggu tanaman tidak mempan karena bahan aktif pestisida dan kegunaannya tidak bahan aktif pestisida yang sama terus menerus akan menimbulkan kekebalan hama. Akibat lain juga menimpa musuh alami hama dapat punah dimana musuh alami ini menguntungkan petani. Bahan aktif pestisida dan kegunaannya bersifat racun bila digunakan tidak sesuai anjuran, dapat merusak lingkungan dan menimbulkan keracunan. Dosis tinggi mengakibatkan gangguan pertumbuhan tanaman. Dosis kurang membuat aplikasi pengendalian menjadi sia-sia. Baca Juga Tomat Optima Buah Besar dan Tahan Virus di Dataran TinggiBahan Aktif Pestisida dan Kegunaannya Diberikan Secara BijakBahan aktif pestisida dan kegunaannya mengalami penurunan atau degradasi bila dicampurkan dengan jenis nahan aktif pestisida lain. Pencampuran tersebut menimbulkan reaksi kimia karena struktur molekul larutan pestisida berubah. Dampak pemberian bahan aktif pestisida meninggalkan residu bahan kimia yang merugikan manusia dan lingkungan sekitar. Juga menyebabkan pemborosan biaya, waktu dan tenaga. Pada lingkungan kita juga mengalami resurjensi hama yaitu populasi hama serangga akan meningkat besar-besaran. Diyakini akan meningkat populasi seiring terjadinga penurunan populasi akibat pembasmian hama secara luas dan massal. Bila dosis berlebihan juga menyebabkan mutasi hama serangga. Sehingga kemungkinan muncul strain-strain hama serangga baru akibat hama lama bermutasi genetik. Proses mutasi biasanya baru bisa dikendalikan oleh jenis bahan aktif yang lebih kuat dan pastinya lebih mahal. Strain baru hama serangga selama beberapa waktu dapat lebih resisten. Hama jenis baru ini mampu menyesuaikan diri dari tekanan. Bahkan bisa lebih resisten terhadap bahan aktif pestisida dimana sudah banyak beredar dan tidak bersifat aktif pestisida dan kegunaannya dimaksudkan untuk mengendalikan, mencegah, menolak dan mematikan hama serangga dan organisme pengganggu lainnya. Jenis pestisida tidak selalu beracun dan membahayakan. Karena ada yang bersifat organik dan terbuat dari bahan merupakan salah satu kelompok pestisida dan bersifat racun untuk mematikan hama serangga. Namun tidak semua jenis pestisida itu beracun dan berbahaya. Bahan aktif pestisida dan kegunaannya dalam bentuk insektisida seluruhnya bersifat racun dan membunuh hama serangga. Insektisida Membasmi Hama SeranggaTanaman Sehat Bebas HamaBahan aktif pestisida dan kegunaannya bekerja secara sistemik artinya bahwa bekerja tidak langsung mematikan hama. Pestisida sistemik disemprotkan atau disebarkan ke tanaman. Cairan bahan aktif tersebut akan masuk ke dalam tanaman bisa lewat akar atau stomata daun. Begitu bahan aktif pestisida dan kegunaannya masuk ke dalam tanaman, bahan aktif didalamnya meracuni dan membunuh hama serangga atau cendawan/jamur. Begitu juga sifat dari insektisida sistemik mengandung bahan aktif pestisida dan kegunannya bersifat racun. Insektisida sistemik untuk hama serangga biasanya disemprotkan ke bagian tanaman yaitu daun atau bagian lain. Bahan aktif pestisida dan kegunaannya akan termakan hama berikut zat racun didalamnya. Insektisida sistemik cocok untuk membasmi berbagai hama dengan tipe serangan berupa menghisap atau menusuk bagian tanaman. Contoh hama sasaran atau targetnya yaitu kutu dan thrips. Jenis insektisida sistemik Sivinto dari Bayer cocok untuk pencegahan/preventif. Bahan aktif pestisida dan kegunaannya bekerja cara sistemik bekerja menyeluruh dalam sistem biologi tanaman. Namun kekurangan insektisida sistemik yaitu residu yang kadang membahayakam dan efek yang belum tentu baik. Karena efek jenis sistemik ini adalah dampaknya lebih menyeluruh dan jangka waktu lama long term . Bahan aktif pestisida dan kegunaannya sifat sistemik akan memberikan perlindungan jangka panjang hingga seumur hidup tanaman tersebut. Bahan aktif pestisida dan kegunaanya jenis insektisida sistemik menghasilkan residu pada tanaman. Residu ini bisa memberikan efek jangka panjang yang tidak baik. Pemakaian bahan aktif pestisida dan kegunaannya ini harus benar-benar dikontrol penuh. Efeknya juga membuat ekosistem turut berubah. Tentang Insektisida Racun KontakSetelah penjelasan tentang insektisida sistemik, jenis lain yaitu insektisida racun kontak. Bahan aktif pestsida dan kegunaan racun kontak efektif membunuh hama bila larutan zat racun terkena langsung pada hama. Racun kontak masuk ke tubuh hama dan terjadi gangguan fungsi biologis hama hingga berakibat fatal. Pada kemasan produknya ditemui keterangan juga bekerja sebagai racun perut. Maksudnya adalah racun kontak akan membunuh hama bukan target bila terkena racunnya. Racun kontak ini bisa digunakan untuk pencegahan/preventif juga untuk kebutuhan pembasmian. Penggunaan jenis insektisida kontak ini juga dapat digunakan untuk benda bukan tanaman yaitu kayu kering atau serat alam. Kelebihan datri jenis racun kontak bahan aktif pestisida dan kegunaannya tidak menghasilkan residu. Racun bisa diterapkan pada benda lain selain tanaman dan resiko kerusakan ekosistem lebih kecil dibandingkan racun sistemik. Baca Juga Semangka Inul Kuning Aura Super Buah Besar Hasil MelimpahBahan Aktif Pestisida dan Kegunaannya Tidak Boleh BerlebihanPenggunaan pestisida dalam pengendalian hama dan penyakit tanaman Anda secara berlebihan menyebabkan bahan aktif pestisida dan kegunaannya sulit terurai sempurna. Akhirnya akan terbentuk residu pestisida dalam tanaman. Pada dasarnya pestisida tidak merugikan manusia karena pestisida dibuat untuk membantu manusia. Bahan aktif pestisida dan kegunaannya berguna untuk membasmi, mencegah dan mengontrol hama-hama pengganggu. Hama-hama pengganggu ini yang merusak tanaman budidaya petani, hasil panen hingga merusak perabotan rumah tangga. Namun apapun yang dipakai berlebihan pasti tidak baik. Begitu juag pemakaian bahan aktif pestisida dan kegunaanya bila berlebih yaitu menyebabkan kerusakan ekosistem alam. Juga kerusakan pada tanah tentunya. Bahan aktif pestisida dan kegunaannya berlebihan juga dapat mematikan hewan pengurai, tanaman dan residu kimia. Residu berbahaya ini terjadi karena pestisida mengandung bahan beracun yang tentunya berbahaya jika dosisnya berlebihan. Bahan aktif pestisida dan kegunaannya berlebihan menyebabkan pestisida sulit terurai dengan baik. Dalam jumlah berlebihan, bahan aktif pestisida dan kegunaannya sulit larut dalam air. Residu zat racun pestisida sangat banyak menjadikan kekeringan pada tanah dan kesuburan berkurang. Bahan aktif pestisida dan kegunaannya berlebihan dapat menyebabkan pertumbuhan hama dan hama menjadi resisten. Pemberian pestisida terus menerus menjadikan hama-hama terseleksi. Hama lemah akan mati dan yang kuat bertahan hidup. Hama-hama kuat tidak kawin dengan hama yang lemah karena hama lemah sudah mati. Hama kuat akan saling kawin dan melahirkan bibit hama baru dengan gen yang resisten dari pestisida. Bibit hama baru ini terus hidup sampai menimbulkan populasi tinggi. Pemberian Insektisida Sivanto Jangan berlebihanPenggunaan pestisida jangan berlebihan karena dapat merusak alam juga biaya pemeliharaan yang mahal. Sudah menjadi rahasia umum bahwa harga pestisida mahal setiap cc-nya. Penggunaan yang berlebihan tentu membutuhkan cc pestisida yang banyak dan harga semakin mahal. Dosis berlebihan atau pemakain terus menerus membentuk hama baru yang resisten. Hal tersebut membuat Petani memutar otak hingga mencari bahan aktif pestisida dan kegunaannya yang lebih ganas. Bahan aktif pestisida dan kegunaannya lebih ganas ini pastinya akan lebih mahal. Hal ini membuat pengeluaran Petani semakin tinggi. Penggunaan pestisida secara berlebihan dapat membunuh juga predator hama atau hewan-hewan yang dapat menguntungkan petani seperti lebah atau kupu-kupu. Lebah dan kupu-kupu dapat membantu kita dalam penyerbukan alami. Bila pemakaian bahan aktif pestisida dan kegunaannya dengan tepat dan benar dapat menunjang hasil produksi pertanian baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Dosis dan konsentrasi tepat membuat populasi hama mudah dicegah, hama dapat dikontrol dan dibasmi populasinya. Demikian artikel Kami judul Bahan Aktif Pestisida dan Kegunaannya Insektisida Sivanto Bayer. Hubungi nomer kontak Kami di 082141747141 telepon dan 08125222117 SMS/WA . Toko pertanian online LMGA Agro menyediakan kebutuhan untuk bercocok tanam lengkap dan terbaik. Jual insektisida Sivanto produk Bayer dengan bahan aktif pestisida dan kegunannya mengendalikan hama serangga tanaman cabai, tomat, semangka dan tanaman hortikultura lainnya. Kami menerima layanan konsultasi gratis tentang permasalahan Anda di siap kirim pesanan Anda bersama JNE, KI8 dan Pos Indonesia. Kami juga mengajak sebagai dropship dan reseller pertanian. Semoga artikel Kami bermanfaat dan menambah wawasan tentang bahan aktif pestisida dan kegunaannya dalam pelaksanaan pemeliharaan tanaman. Salam sukses...
Dimetoatmerupakan insektisida dengan tingkat toksis tinggi sehingga harus digunakan sesuai dosis yang dianjurkan. Adapun dosis yang dianjurkan, misal produk Protoat dengan kandungan bahan aktif Dimetoat 460 g/l bisa dilarutkan dengan air dengan konsentrasi 0,5 - 1,5 ml protoat dengan 1 liter air. Diaplikasikan 5 hari sekali penyemprotan.
Jenis Pestisida Berikut daftar jenis pestisida dan kegunaannya Fungisida adalah pestisida yang digunakan untuk mengendalikan serangan jamur dan cendawan pada tanaman yang menyebabkan penyakit seperti Busuk Daun akibat Phytophthora dan Bercak Ungu akibat Alternaria Porii. Bahan aktif yang digunakan dalam fungisida bermacam-macam tergantung jenis jamur yang akan dimusnahkan. Beberapa contoh bahan aktif fungisida adalah Bacillus Thuringlensis, Benomil, Difenokozanol, Klorotalonil, Propineb, Simoksanil, dan Tembaga. Produknya antara lain Acrobat 50WP, Antila 80WP, Bion M 1/48WP, Dakonil 75WP, Ridomil 4/64WG, Saromyl 35SD, dan Ziflo 90WP. Insektisida adalah pestisida yang digunakan untuk mengendalikan serangan hama dan serangga pengganggu seperti wereng, pengerek buah, lalat buah, dan thrips. Contoh bahan aktif pada insektisida adalah Asefat, Beta Siflutrin, Lamda Sihalothrin, Metomil, Profenofos, dan Piridaben. Beberapa produk insektisida yang tersedia antara lain Avidor 25WP, BM Promag 75SP, Catleya 500EC, Diazinon 60EC, Krenadan 3GR, Ludo 310EC, dan Taruna 400SL. Herbisida adalah pestisida yang digunakan untuk mengendalikan gulma atau tanaman pengganggu. Isopropilamina Glifosat, Oksifluorfen, dan Parakuat Diklorida adalah beberapa bahan aktif yang biasa digunakan pada herbisida. Produk-produknya sendiri antara lain Ally Plus 77WP, Gempur 480XL, Gramoxone 276SL, Golma 240EC, Roundup 486SSl, dan Sandoup 480SL. Bakterisida adalah pestisida yang digunakan untuk mengendalikan bakteri yang menyebabkan penyakit tanaman seperti busuk bakteri dan layu bakteri. Bahan aktif seperti Oksitetrasiklin dan Streptomicin Sulfat terbukti ampuh melawan bakteri tanaman. Contoh produknya adalah Agrept 20WP, Bactoxyn 150AL, dan Plantomycin 7SL. Moluskisida adalah pestisida yang digunakan untuk mengendalikan hewan golongan siput atau moluska termasuk bekicot, keong, dan lintah. Produk moluskisida yang tersedia adalah Siputox 5G dan Toxiput 5GR. Yang terakhir adalah Akarisida yang merupakan pestisida untuk mengendalikan tungau dan kutu. Produknya Samite 135EC. Perekat/Pembasah adalah pestisida yang digunakan untuk membantu penyebaran pestisida secara lebih merata dan mencegah lunturnya pestisida saat hujan, mengandung bahan polyether, alkylated, dll. Produknya beragam seperti Agrostik, Neon Z, Pro sticker, dan Fox Up. Kalsium adalah pestisida yang digunakan untuk membantu mencegah penyebaran jamur dan sebagai nutrisi mineral ini berfungsi menguatkan tanaman termasuk mencegah kerontokan bunga dan buah. Kekurangan kalsium bisa menyebabkan tanaman kuning, layu, dan busuk. Produk-produk kalsium seperti Agrical, Moo, TawaCal 58, dan Grical juga mengandung mineral-mineral lain seperti Magnesium, Boron, Ferum, Acid Insoluble, dan lain-lain. Fungsi dan Cara Kerja Pestisida Setiap pestisida memiliki cara kerja yang berbeda-beda, berikut penjelasannya Racun Kontak memiliki kinerja yang baik bila terkena atau kontak langsung pada hama atau penyakit sasaran. Racun Sistemik memiliki kinerja yang baik bila racun yang disemprotkan ke bagian tanaman sudah terserap masuk ke dalam jaringan sel tanaman. Hama jenis serangga dan lainnya akan mati kalau sudah memakan atau menghisap cairan tanaman yang sudah menyerap racun. Racun sistemik sangat cocok untuk mengendalikan serangga penghisap atau serangga yang sulit dikendalikan menggunakan racun kontak. Racun Pernafasan memiliki kinerja yang baik bila terhisap melalui organ pernafasan. Aplikasi penyemprotan yang paling efektif ketika hama sasaran sedang berada puncak aktifitasnya, sehingga dengan pernapasan yang semakin cepat maka semakin banyak pula racun yang dihisap. Untuk jenis racun pernafasan hanya ada pada pestisida jenis insektisida. Racun Perut/Racun Lambung memiliki kinerja yang baik bila pada bagian tanaman yang telah disemprot akan termakan oleh hama sasaran. Memilih Pestisida Dalam memilih pestisida alangkah baiknya bila menyesuaikan dari kebutuhan tanaman, Dari apa dan jenis apa yang menjadi kebutuhan tanaman saat ini, mahal belum tentu baik, murah belum tentu buruk, semua tergantung dari kebutuhan tanaman.
BahanAktif Insektisida MOVENTO ENERGY 240 SC dan Kegunaannya. Review - Insektisida Movento Energy 240 SC merupakan salah satu insektisida terbaik dari PT. Bayer Indonesia. Insektisida Movento Energy 240 SC berbentuk pekatan suspensi berwarna putih keabu-abuan yang mudah larut dalam air.
Dengan mengenali jenis-jenis dan katakter pestisida, akan memudahkan petani dalam mencapai efektivitas, efisiensi pengendalian hama dan penyakit tanaman. Istilah pestisida berasal dari bahasa Inggris, yaitu pesticide. Secara harfiah kata “pest” artinya hama atau pengganggu yang sebenarnya hanya merujuk pada organisme hewan serangga maupun mamalia. Sedangkan kata “cide” berarti basmi atau bunuh. Jadi secara sempit pestisida berarti “pembasmi hama”. Untuk lebih menyederhanakan, istilah pestisida lebih diperluas tidak hanya pembasmi hama saja tetapi sebagai juga mencakup organisme pengganggu baik pada tanaman, hewan, maupun pada bangunan. Organisme pengganggu yang dimaksud tidak hanya hewan dan serangga tetapi juga untuk mikroorganisme dari golongan fungi / cendawan maupun bakteri. Dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor 24/Permentan/ yang dimaksud dengan Pestisida adalah semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang dipergunakan untuk memberantas atau mencegah hama-hama dan penyakit yang merusak tanaman, bagian-bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian; memberantas rerumputan; mematikan daun dan mencegah pertumbuhan yang tidak diinginkan; mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian tanaman tidak termasuk pupuk; memberantas atau mencegah hama-hama luar pada hewan-hewan piaraan dan ternak; memberantas atau mencegah hama-hama air; memberantas atau mencegah binatang-binatang dan jasad-jasad renik dalam rumah tangga, bangunan dan dalam alat-alat pengangkutan; dan/atau memberantas atau mencegah binatang-binatang yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia atau binatang yang perlu dilindungi dengan penggunaan pada tanaman, tanah atau air. Organisme pengganggu tanaman Golongan insekta atau serangga, mencakup ulat, larva, serangga pengisap, tungau atau akarina, penggerek. Golongan mikroorganisme, meliputi bakteri, aktinomiset atau kapang dan keluarga fungi lainnya. Golongan virus, yang sebenarnya masih kontroversial karena sebagian ilmuwan mendefinisikan virus bukanlah organisme hidup melainkan molekul protein yang pasif dan akan menjadi aktif jika mendapatkan inangnya. Golongan moluska atau hewan lunak tidak bertulang belakang seperti siput, keong. Golongan mamalia seperti tikus rhodent, babi hutan. Golongan unggas atau avis seperti burung pemakan biji-bijian. Golongan nematode yang merupakan keluarga cacing. Gulma terdiri dari tumbuhan liar yang bersaing dengan tanaman budidaya dalam perebutan nutrisi, terdiri dari rumput, alang-alang. JENIS PESTISIDA BERDASAR ORGANISME SASARAN Insektisida bahan untuk mengendalikan atau membunuh hama dari golongan serangga secara umum. Fungisida bahan untuk mengendalikan, membunuh atau menghambat pertumbuhan jamur atau fungi. Bakterisida bahan untuk mengendalikan, membunuh atau membatasi perkembangan Herbisida bahan untuk mengendalikan, membunuh atau membatasi pertumbuhan tanaman pengganggu atau gulma Moluskisida racun untuk mengendalikan atau membunuh hama golongan siput Nematisida racun untuk mengendalikan nematoda atau cacing parasit dalam tanah. Algasida bahan untuk mengendalikan alga. Mossida bahan untuk membasmi atau membatasi pertumbuhan lumut. Rodentisida racun untuk mengendalikan tikus dan binatang pengerat lain. Activator yaitu senyawa kimia untuk mengaktifkan sistem kekebalan pada tanaman, dan sebenarnya tidak termasuk dalam golongan pestisida, tetapi lebih ditujukan untuk meningkatkan ketahanan alamiah tanaman terhadap dampak serangan hama dan penyakit. Selain di atas ada beberapa penggolongan yang lebih spesifik pada target / sasaran. Seperti akarisida, aphisida, termisida, larvasida, ovisida yang sebenarnya tergolong insektisida juga dan adakalanya mengandung bahan aktif yang sama pada insektisida namun dalam regulasinya dan dosis pemakaiannya ditujukan untuk pemakaian pada jenis atau stadia serangga sasaran yang spesifik. Akarisida bahan untuk mengendalikan hama serangga khusus dari jenis tungau akarina atau mite. Disebut juga mitisida. Aphisida bahan untuk mengendalikan hama serangga khusus jenis aphid. Termisida bahan untuk mengendalikan hama serangga khusus jenis rayap. Larvasida bahan untuk mengendalikan serangga hama pada stadia larva. Ovisida bahan untuk mengendalikan serangga pada stadia telur Agar aplikasi pestisida pada pertanian efektif, aman dan efisien pengguna harus mengetahui jenis, klasifikasi dan karakteristik pestisida yang dipakai. Tanpa memahami faktor-faktor tersebut maka ada beberapa dampak negatif berkaitan dengan hasil aplikasi pestisida OPT tidak mempan karena bahan aktif yang digunakan tidak sesuai. Timbulnya kekebalan akibat penggunaan satu jenis bahan aktif secara terus menerus. Punahnya musuh alami hama yang justeru menguntungkan bagi petani. Rusaknya lingkungan dan keracunan bagi pengguna maupun hewan ternak. Gangguan pertumbuhan tanaman akibat penggunaan dosis yang berlebihan. Degradasi pestisida karena pencampuran lebih dari satu bahan aktif sehingga menimbulkan reaksi kimiaw yang mengubah struktur molekulnya. Efek residual pada rantai makanan. Pemborosan biaya, waktu dan tenaga. Dampak lain akibat penggunaan pestisida secara kurang tepat adalah munculnya resurjensi hama yaitu peningkatan populasi hama serangga secara besar-besaran setelah penurunan populasi akibat penggunaan pestisida spektrum luas secara massal. Selain itu ada fenomena mutasi hama yang dikaitkan dengan munculnya strain-strain hama baru karena hama yang lama mengalami mutasi genetic sebagai proses evolusi adaptik dalam merespon tekanan eksternal yaitu aplikasi pestisida oleh petani. Strain-strain baru ini selama beberapa waktu lebih resisten dan mampu menyesuaikan diri terhadap tekanan dan lebih resisten terhadap bahan-bahan kimia sebelum ditemukannya bahan aktif atau metode baru yang lebih spesifik. PESTISIDA MENURUT PENYUSUN BAHAN AKTIFNYA 1. Pestisida organik Adalah pestisida yang dalam susunan kimia bahan aktifnya terdapat gugus karbon C . Mayoritas pestisida yang beredar saat ini dari jenis organik seperti golongan organoklorin yang sebagian sudah dilarang atau dibatasi, organosulfur, organofosfat. Sebagian jenis organik merupakan analog atau tiruan dari senyawa beracun yang terdapat pada tanaman atau dari mikroorganisme. Sejauh ini banyak yang menganggap pestisida organik adalah yang berasal dari tumbuhan atau natural seperti ekstrak tanaman. Pestisida yang berasal dari tumbuhan atau isolat racun mikroorganisme bisa saja digolongkan organik karena memiliki gugus karbon dalam susunan kimianya. Akan tetapi pestisida organik tidak semuanya berasal dari tumbuhan atau mikroorganisme. 2. Pestisida anorganik Adalah pestisida yang dalam susunan kimia bahan aktifnya tidak terdapat gugus karbon. Pestisida generasi terdahulu banyak yang jenis anorganik dan saat ini pemakaiannya dibatasi bahkan dilarang oleh komisi pestisida karena daya racunnya yang sangat kuat dan sulit terurai. Contoh yang populer adalah aldrin, senyawa-senyawa arsenik, sianida potassium sianida / potas, merkuri. Sedangkan yang masih boleh dipergunakan hingga sekarang seperti beberapa fungisida tembaga tembaga oksida, tembaga hidroksida, tembaga oksi sulfat, sulfur, asam fosfida, borate insektisida, zinc fosfida rodentisida dan ammonium sulfamat herbisida. PESTISIDA MENURUT ASAL DAN PROSES BAHAN AKTIF 1. Pestisida alami natural Adalah pestisida yang bahan aktifnya berasal dari alam. Ada yang menyebut jenis ini dengan istilah pestisida organik karena memang ada bahan-bahan yang berasal dari organisme mahluk hidup. Jenis-jenisnya antara lain a. Botanical, yang bahan aktifnya berasal dari tanaman misalnya piretrin dari crysanthemum pirethrum, azadirachtin dan nimbidin dari mimba, rotenon dari ektrak tuba, dan nikotin dari ekstrak tembakau, ryanodin dari ryania speciosa. Ada lagi limbah penggilingan jagung yang disebut gluten sebagai herbisida. Beberapa keunggulan pestisida botanik diantaranya lebih aman bagi pemakai, tidak mempunyai efek residu panjang, ramah lingkungan, fitotoksisitas & batas lethal effect rendah sehingga aman bagi tanaman, berspektrum luas. Sedangkan kelemahannya antara lain dosis aplikasi relatif tinggi, knock down effect-nya rendah sehingga hama sasaran tidak langsung mati, tidak dapat disimpan dalam waktu lama setelah kemasan dibuka, sumber bahan bakunya terbatas, kurang spesifik untuk OPT tertentu. b. Isolat mikrobial, yang bahan aktifnya berasal dari metabolit sekunder / sekresi mikroorganisme bakteri, jamur, virus yang bersifat racun, contohnya delta endotoksin dari sekresi bakteri Bacillus Thurigensis, streptomisin bakterisida dan antibiotik dari streptomyces griseus. Beberapa tahun terakhir ada abamectin, emamectin, ivermectin avermektin dari kapang Streptomyces avermitilis, spinosad spinosin dari bakteri Saccharopolyspora spinosa dan azoksistrobin stribilurin dari fungi Strobilurus tenacellus. Keunggulan isolat mikrobial diantaranya bersifat antibiotic sehingga daya bunuhnya lebih kuat, mudah dimetabolismekan oleh sel-sel tanaman jika sistemik, dapat mengatasi OPT yang telah resisten terhadap pestisida lain. Sedangkan kelemahannya OPT sasaran lebih mudah dan cepat resisten, harganya relatif lebih mahal. c. Pestisida biologis, yang merupakan mikroorganisme hidup diantaranya bakteri, fungi, virus yang dapat menginfeksi organisme pengganggu tanaman secara langsung mapupun dengan mengeluarkan zat-zat toksik yang dapat membunuh atau menekan perkembangan organisme pengganggu tanaman. Berbeda dengan isolat microbial yang dibiakkan di pabrik untuk dipanen senyawa-senyawa racunnya, biopestisida ini diinokulasi dan dibiarkan berkembang biak di lahan untuk hidup secara alami dan menghasilkan senyawa-senyawa racun untuk membunuh organisme pengganggu, atau hidup dengan menginfeksi organisme pengganggu tanaman sebagai inangnya hingga inang tersebut mati. Contohnya dari golongan cendawan diantaranya gliocladium yang menghasilkan senyawa gliovirin untuk membasmi fungi patogen, trichoderma spp yang menghasilkan enzim menghasilkan 1,3-β- glukanase yang mendegradasi dinding sel miselium fungi patogen, metharizium anisoplae yang menjangkiti serangga sebagai inang hingga akhirnya mati. Dari golongan bakteri misalnya Bacillus thuringiensis yang dapat mengontrol ulat plutella dan helicoverpa, Corynebacterium untuk mengontrol xanthomonas dan Pyricularia Oryzae pada tanaman padi. Sedangkan yang berupa virus yaitu SpL-NPV Spodoptera Litura – Nuclear Polyhedrosis Viruses untuk mengendalikan ulat spodoptera litura. Keunggulan dari pestisida biologis diantaranya dampaknya bisa meluas karena subyek yang sudah beradaptasi dengan lingkungannya dapat terus berkembang biak dan menular, ramah lingkungan, tidak meninggalkan residu pada rantai makanan. Sedangkan kelemahannya antara lain perlu waktu untuk berinkubasi dan sebelum berkembang biak sebelum bekerja aktif, karena merupakan organisme hidup pestisida biologis tidak dapat diaplikasikan bersama dengan pestisida kimiawi lain, jika ekosistemnya tidak mendukung maka perkembangbiakannya bisa terhambat. 2. Pestisida sintetik / analog Merupakan hasil rekayasa kimia yang dibuat di pabrik. Kebanyakan meniru struktur kimia senyawa yang terdapat pada pestisida alami botanical misalnya syntethic pirethroid golongan piretroid yang meniru susunan senyawa kimia piretrin pada chrysanthemum piretrum, nicotinoid yang merupakan analog dari senyawa nikotin pada tembakau, ryanoid yang merupakan analog dari senyawa ryanodin pada tanaman ryania speciosa. Pestisida sintetik punya keunggulan diantaranya daya racunnya lebih tinggi, sasarannya lebih spesifik, dosis penggunaan relatif lebih rendah, mudah didapat di pasaran, dan lebih tahan lama disimpan. Adapun kelemahannya antara lain terurai lebih lama sehingga menimbulkan residu pada hasil panen, aplikasi yang terlalu intensif akan menimbulkan resistensi hama sasaran dan merusak lingkungan, mematikan predator alami musuh alami hama, variasinya lebih banyak sehingga perlu pengetahuan untuk memilih.
Jenisinsektisida yang biasa digunakan menggunakan bahan aktif Deltametrin. Contoh produknya adalah Decis 25 EC dengan dosis anjuran 200-300 ml/Ha. d. Penerapan Sistem Pengendalian Hama Terpadu Pengendalian hama terpadu merupakan perpaduan atau kombinasi pengendalian hama secara terpadu (biologi) dan pengendalian secara kimia.
Pestisida adalah zat kimia maupun bahan jasad renik maupun virus yang digunakan untuk mencegah hama penyakit yang berpotensi merusak tanaman dan mengganggu hasil pertanian. Tidak hanya hama saja, pestisida pun mampu memberantas tanaman pengganggu atau gulma. Selain itu, pestisida memiliki fungsi untuk mengatur maupun merangsang tumbuhnya tanaman. Pestisida juga bisa mencegah hama-hama air selain hama darat dan binatang pengganggu seperti ular. Termasuk memberantas binatang yang menyebabkan penyakit pada manusia. Dengan mengenali jenis-jenis dan karakter pestisida, akan memudahkan petani dalam mencapai efektivitas, efisiensi pengendalian hama dan penyakit tanaman. Pengertian Pestisida Istilah pestisida berasal dari bahasa Inggris, yaitu pesticide. Secara harfiah kata “pest” artinya hama atau pengganggu yang sebenarnya hanya merujuk pada organisme hewan serangga maupun mamalia. Sedangkan kata “cide” berarti basmi atau bunuh. Jadi secara sempit pestisida berarti “pembasmi hama”. Untuk lebih menyederhanakan, istilah pestisida lebih diperluas tidak hanya pembasmi hama saja tetapi sebagai juga mencakup organisme pengganggu baik pada tanaman, hewan, maupun pada bangunan. Organisme pengganggu yang dimaksud tidak hanya hewan dan serangga tetapi juga untuk mikroorganisme dari golongan fungi / cendawan maupun bakteri. Dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor 24/Permentan/ yang dimaksud dengan Pestisida adalah semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang dipergunakan untuk Memberantas atau mencegah hama-hama dan penyakit yang merusak tanaman, bagian-bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian; Memberantas rerumputan; Mematikan daun dan mencegah pertumbuhan yang tidak diinginkan; Mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian tanaman tidak termasuk pupuk; Memberantas atau mencegah hama-hama luar pada hewan-hewan piaraan dan ternak; Memberantas atau mencegah hama-hama air; Memberantas atau mencegah binatang-binatang dan jasad-jasad renik dalam rumah tangga, bangunan dan dalam alat-alat pengangkutan; dan/atau Memberantas atau mencegah binatang-binatang yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia atau binatang yang perlu dilindungi dengan penggunaan pada tanaman, tanah atau air. Organisme pengganggu tanaman Golongan insekta atau serangga, mencakup ulat, larva, serangga pengisap, tungau atau akarina, penggerek. Golongan mikroorganisme, meliputi bakteri, aktinomiset atau kapang dan keluarga fungi lainnya. Golongan virus, yang sebenarnya masih kontroversial karena sebagian ilmuwan mendefinisikan virus bukanlah organisme hidup melainkan molekul protein yang pasif dan akan menjadi aktif jika mendapatkan inangnya. Golongan moluska atau hewan lunak tidak bertulang belakang seperti siput, keong. Golongan mamalia seperti tikus rhodent, babi hutan. Golongan unggas atau avis seperti burung pemakan biji-bijian. Golongan nematode yang merupakan keluarga cacing. Gulma terdiri dari tumbuhan liar yang bersaing dengan tanaman budidaya dalam perebutan nutrisi, terdiri dari rumput, alang-alang. Jenis-Jenis Pestisida Berdasar Organisme Sasarannya Insektisida Adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan atau membunuh hama dari golongan serangga secara umum. Pestisida satu ini memang terkenal di kalangan petani. Fungsi utama dari Insektisida adalah untuk membunuh sekaligus mencegah munculnya hama serangga di lahan pertanian yang bisa mengganggu kualitas tanaman. Fungisida Adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan, membunuh atau menghambat pertumbuhan jamur atau fungi. Selain bakteri, jamur memang menjadi ancaman pula yang bisa mempengaruhi kualitas tanaman hasil panen. Dalam kondisi seperti ini jenis pestisida yang dapat digunakan oleh para petani adalah Fungisida yang memiliki fungsi membunuh dan mencegah timbulnya jamur maupun cendawan. Bakterisida Adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan, membunuh atau membatasi perkembangan bakteri penganggu. Ancaman dari bakteri bagi tanaman pertanian memang cukup meresahkan bagi petani selain ancaman dari gulma maupun hama dari hewan. Maka dari itulah untuk membunuh dan memberantas bakteri ini Anda bisa menggunakan jenis pestisida Bakterisida. Herbisida Adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan, membunuh atau membatasi pertumbuhan tanaman pengganggu atau gulma. Dengan menggunakan herbisida secara rutin dalam waktu tertentu, tanaman di lahan pertanian Anda menjadi semakin produktif dan tanpa khawatir terganggu kembali. Molluskisida Adalah racun untuk mengendalikan atau membunuh hama golongan siput. Dalam basaha Yunani molluscus berarti hewan yang berselubung tipis atau lembek. Dengan kata lain, bila dalam dunia pertanian, yang dimaksud dengan moluska ini adalah siput. Jadi, Molluskisida bertujuan untuk membunuh dan mencegah populasi siput di lahan pertanian. Nematisida Adalah racun untuk mengendalikan nematoda atau cacing parasit dalam tanah. Nematoda dalam dunia pertanian juga tidak kalah meresahkan sebagai hama. Nematoda tersebut dapat dicegah dan diatasi dengan jenis pestisida Nematoda. Sedangkan untuk Ovisida memiliki fungsi untuk merusak telur dari hama penyakit. Contohnya saja adalah telur dari siput dan keong yang biasanya ada di areal persawahan. Algasida Adalah bahan yang digunakan untuk mengendalikan alga. Seperti namanya, alga di sini berarti ganggang laut. Sementara Alagasida memiliki fungsi untuk membunuh dan mencegah tanaman pengganggu seperti alge pada tumbuhan petani. Mossida Adalah bahan untuk membasmi atau membatasi pertumbuhan lumut yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman anda. Rodentisida Adalah racun yang digunakan untuk mengendalikan binatang pengerat sebagai hama seperti tikus dan pengerat lainnya yang mengganggu. Activator yaitu senyawa kimia untuk mengaktifkan sistem kekebalan pada tanaman, dan sebenarnya tidak termasuk dalam golongan pestisida, tetapi lebih ditujukan untuk meningkatkan ketahanan alamiah tanaman terhadap dampak serangan hama dan penyakit. Selain di atas ada beberapa penggolongan yang lebih spesifik pada target / sasaran. Seperti akarisida, aphisida, termisida, larvasida, ovisida yang sebenarnya tergolong insektisida juga dan adakalanya mengandung bahan aktif yang sama pada insektisida namun dalam regulasinya dan dosis pemakaiannya ditujukan untuk pemakaian pada jenis atau stadia serangga sasaran yang spesifik. Akarisida Bahan untuk mengendalikan hama serangga khusus dari jenis tungau akarina atau mite. Disebut juga mitisida. Aphisida Bahan untuk mengendalikan hama serangga khusus jenis aphid. Termisida Bahan untuk mengendalikan hama serangga khusus jenis rayap. Larvasida Bahan untuk mengendalikan serangga hama pada stadia larva. Ovisida Bahan untuk mengendalikan serangga pada stadia telur Supaya aplikasi pestisida pada pertanian efektif, aman dan efisien pengguna harus mengetahui jenis, klasifikasi dan karakteristik pestisida yang dipakai. Tanpa memahami faktor-faktor tersebut maka ada beberapa dampak negatif berkaitan dengan hasil aplikasi pestisida OPT tidak mempan karena bahan aktif yang digunakan tidak sesuai. Timbulnya kekebalan akibat penggunaan satu jenis bahan aktif secara terus menerus. Punahnya musuh alami hama yang justru menguntungkan bagi petani. Rusaknya lingkungan dan keracunan bagi pengguna maupun hewan ternak. Gangguan pertumbuhan tanaman akibat penggunaan dosis yang berlebihan. Degradasi pestisida karena pencampuran lebih dari satu bahan aktif sehingga menimbulkan reaksi kimiaw yang mengubah struktur molekulnya. Efek residual pada rantai makanan. Pemborosan biaya, waktu dan tenaga. Dampak lain akibat penggunaan pestisida secara kurang tepat adalah munculnya resurjensi hama yaitu peningkatan populasi hama serangga secara besar-besaran setelah penurunan populasi akibat penggunaan pestisida spektrum luas secara massal. Selain itu ada fenomena mutasi hama yang dikaitkan dengan munculnya strain-strain hama baru karena hama yang lama mengalami mutasi genetic sebagai proses evolusi adaptik dalam merespon tekanan eksternal yaitu aplikasi pestisida oleh petani. Strain-strain baru ini selama beberapa waktu lebih resisten dan mampu menyesuaikan diri terhadap tekanan dan lebih resisten terhadap bahan-bahan kimia sebelum ditemukannya bahan aktif atau metode baru yang lebih spesifik. Organik Adalah pestisida yang dalam susunan kimia bahan aktifnya terdapat gugus karbon C. Mayoritas pestisida yang beredar saat ini dari jenis organik seperti golongan organoklorin yang sebagian sudah dilarang atau dibatasi, organosulfur, organofosfat. Sebagian jenis organik merupakan analog atau tiruan dari senyawa beracun yang terdapat pada tanaman atau dari mikroorganisme. Sejauh ini banyak yang menganggap pestisida organik adalah yang berasal dari tumbuhan atau natural seperti ekstrak tanaman. Pestisida yang berasal dari tumbuhan atau isolat racun mikroorganisme bisa saja digolongkan organik karena memiliki gugus karbon dalam susunan kimianya. Akan tetapi pestisida organik tidak semuanya berasal dari tumbuhan atau mikroorganisme. Anorganik Adalah pestisida yang dalam susunan kimia bahan aktifnya tidak terdapat gugus karbon. Pestisida generasi terdahulu banyak yang jenis anorganik dan saat ini pemakaiannya dibatasi bahkan dilarang oleh komisi pestisida karena daya racunnya yang sangat kuat dan sulit terurai. Contoh yang populer adalah aldrin, senyawa-senyawa arsenik, sianida potassium sianida / potas, merkuri. Sedangkan yang masih boleh dipergunakan hingga sekarang seperti beberapa fungisida tembaga tembaga oksida, tembaga hidroksida, tembaga oksi sulfat, sulfur, asam fosfida, borate insektisida, zinc fosfida rodentisida dan ammonium sulfamat herbisida. Alami Natural Adalah pestisida yang bahan aktifnya berasal dari alam. Ada yang menyebut jenis ini dengan istilah pestisida organik karena memang ada bahan-bahan yang berasal dari organisme mahluk hidup. Jenis-jenisnya antara lain a. Botanical, yang bahan aktifnya berasal dari tanaman misalnya piretrin dari crysanthemum pirethrum, azadirachtin dan nimbidin dari mimba, rotenon dari ektrak tuba, dan nikotin dari ekstrak tembakau, ryanodin dari ryania speciosa. Ada lagi limbah penggilingan jagung yang disebut gluten sebagai herbisida. Beberapa keunggulan pestisida botanik diantaranya lebih aman bagi pemakai, tidak mempunyai efek residu panjang, ramah lingkungan, fitotoksisitas & batas lethal effect rendah sehingga aman bagi tanaman, berspektrum luas. Sedangkan kelemahannya antara lain dosis aplikasi relatif tinggi, knock down effect-nya rendah sehingga hama sasaran tidak langsung mati, tidak dapat disimpan dalam waktu lama setelah kemasan dibuka, sumber bahan bakunya terbatas, kurang spesifik untuk OPT tertentu. b. Isolat mikrobial, yang bahan aktifnya berasal dari metabolit sekunder / sekresi mikroorganisme bakteri, jamur, virus yang bersifat racun, contohnya delta endotoksin dari sekresi bakteri Bacillus Thurigensis, streptomisin bakterisida dan antibiotik dari streptomyces griseus. Beberapa tahun terakhir ada abamectin, emamectin, ivermectin avermektin dari kapang Streptomyces avermitilis, spinosad spinosin dari bakteri Saccharopolyspora spinosa dan azoksistrobin stribilurin dari fungi Strobilurus tenacellus. Keunggulan isolat mikrobial diantaranya bersifat antibiotic sehingga daya bunuhnya lebih kuat, mudah dimetabolismekan oleh sel-sel tanaman jika sistemik, dapat mengatasi OPT yang telah resisten terhadap pestisida lain. Sedangkan kelemahannya OPT sasaran lebih mudah dan cepat resisten, harganya relatif lebih mahal. c. Pestisida biologis, yang merupakan mikroorganisme hidup diantaranya bakteri, fungi, virus yang dapat menginfeksi organisme pengganggu tanaman secara langsung mapupun dengan mengeluarkan zat-zat toksik yang dapat membunuh atau menekan perkembangan organisme pengganggu tanaman. Berbeda dengan isolat microbial yang dibiakkan di pabrik untuk dipanen senyawa-senyawa racunnya, biopestisida ini diinokulasi dan dibiarkan berkembang biak di lahan untuk hidup secara alami dan menghasilkan senyawa-senyawa racun untuk membunuh organisme pengganggu, atau hidup dengan menginfeksi organisme pengganggu tanaman sebagai inangnya hingga inang tersebut mati. Contohnya dari golongan cendawan diantaranya gliocladium yang menghasilkan senyawa gliovirin untuk membasmi fungi patogen, trichoderma spp yang menghasilkan enzim menghasilkan 1,3-β- glukanase yang mendegradasi dinding sel miselium fungi patogen, metharizium anisoplae yang menjangkiti serangga sebagai inang hingga akhirnya mati. Dari golongan bakteri misalnya Bacillus thuringiensis yang dapat mengontrol ulat plutella dan helicoverpa, Corynebacterium untuk mengontrol xanthomonas dan Pyricularia Oryzae pada tanaman padi. Sedangkan yang berupa virus yaitu SpL-NPV Spodoptera Litura – Nuclear Polyhedrosis Viruses untuk mengendalikan ulat spodoptera litura. Keunggulan dari pestisida biologis diantaranya dampaknya bisa meluas karena subyek yang sudah beradaptasi dengan lingkungannya dapat terus berkembang biak dan menular, ramah lingkungan, tidak meninggalkan residu pada rantai makanan. Sedangkan kelemahannya antara lain perlu waktu untuk berinkubasi dan sebelum berkembang biak sebelum bekerja aktif, karena merupakan organisme hidup pestisida biologis tidak dapat diaplikasikan bersama dengan pestisida kimiawi lain, jika ekosistemnya tidak mendukung maka perkembangbiakannya bisa terhambat. Sintetik / Analog Merupakan hasil rekayasa kimia yang dibuat di pabrik. Kebanyakan meniru struktur kimia senyawa yang terdapat pada pestisida alami botanical misalnya syntethic pirethroid golongan piretroid yang meniru susunan senyawa kimia piretrin pada chrysanthemum piretrum, nicotinoid yang merupakan analog dari senyawa nikotin pada tembakau, ryanoid yang merupakan analog dari senyawa ryanodin pada tanaman ryania speciosa. Pestisida sintetik punya keunggulan diantaranya daya racunnya lebih tinggi, sasarannya lebih spesifik, dosis penggunaan relatif lebih rendah, mudah didapat di pasaran, dan lebih tahan lama disimpan. Adapun kelemahannya antara lain terurai lebih lama sehingga menimbulkan residu pada hasil panen, aplikasi yang terlalu intensif akan menimbulkan resistensi hama sasaran dan merusak lingkungan, mematikan predator alami musuh alami hama, variasinya lebih banyak sehingga perlu pengetahuan untuk memilih. Kesimpulan Di atas adalah beberapa jenis pestisida yang perlu Anda ketahui. Jadi, dengan Anda mengetahui jenis pestisida tersebut menjadi lebih memahami apa pestisida yang tepat untuk mencegah penyakit dan pengganggu tanaman pertanian Anda. Agar suatu pekerjaan memberikan hasil optimal, mau tak mau kita harus mencintai pekerjaan kita. Referensi Artikel Bumikita, Corteva ID
SyaratDan Ketentuan; FAQ Lmga Agro; Belanja Online Pertanian Mudah Terpercaya | LMGA AGRO. Toko online LMGA AGRO distributor jual produk pertanian harga murah serta aman. Belanja online benih, pupuk, pestisida, alat pertanian, spare part pasti datang. Bahan Aktif Pestisida dan Kegunaannya Pada Budidaya Tanaman
RumahCom – Pestisida berbahan kimia dapat memberikan efek buruk jika digunakan dalam waktu panjang, contohnya kemungkinan adanya kerusakan pada lingkungan. Untungnya, seiring dengan berkembangnya teknologi, saat ini ada pestisida berbahan organik yang memberikan nuansa baru dalam pertanian. Untuk menambah informasi Anda mengenai pestisida organik, artikel ini akan membahas lebih lanjut tentang Mengenal pestisida organik Manfaat menggunakan pestisida organik Bahan baku pestisida organik Cara membuat pestisida organik Fakta pestisida organik 1. Mengenal Pestisida Organik Hama pada tanaman dapat menjadi gangguan, karena merusak tanaman dan juga membuat orang yang bercocok tanam menjadi stres. Untuk menghindari hama, diperlukan pencegahan dengan menggunakan pestisida. Sayangnya, beberapa kandungan pestisida dianggap berbahaya untuk lingkungan dan tanaman. Namun, saat ini banyak produsen besar hingga rumahan yang membuat inovasi dalam pestisida, yaitu pestisida organik. Apa perbedaannya dengan pestisida biasa? Dilansir dari GradeningKnowHow, pestisida organik terbuat dari bahan alami yang berasal dari tumbuhan dan mineral serta dianggap lebih aman karena tidak merusak lingkungan. Kelebihan lain dalam menggunakan pestisida organik adalah tidak adanya residu yang tertinggal setelah digunakan ke tanaman. Sayuran dan buah yang akan dikonsumsi juga menjadi mudah dibersihkan karena penggunaan pestisida dari bahan alami. 2. Manfaat Menggunakan Pestisida Organik Ada banyak alasan mengapa pestisida organik mulai disukai oleh masyarakat. Salah satunya adalah keinginan untuk hidup yang lebih sehat dan membantu mencegah kerusakan pada lingkungan. Selain bermanfaat terhadap lingkungan, penggunaan pestisida alami juga memiliki manfaat untuk Anda, yaitu Pestisida organik mudah terurai oleh alam, sehingga tidak meninggalkan residu di tanah maupun di tanaman. Pestisida alami yang terurai akan mempermudah Anda ketika membersihkan sayuran dan buah. Dibandingkan dengan pestisida berbahan kimia, pestisida dengan bahan alami dapat dibeli dengan harga yang lebih terjangkau dan bahan untuk membuatnya mudah ditemukan. Pestisida berbahan alami membantu Anda dan petani dalam menghasilkan buah dan sayur yang bebas bahan kimia, sehingga aman untuk dikonsumsi. Salah satu manfaat menggunakan pestisida organik untuk buah dan sayuran selain aman bagi kesehatan juga ramah lingkungan. Mau punya rumah ramah lingkungan seperti manfaat lain dari pestisida organik? Cek pilihan rumah ramah lingkungan mulai harga Rp500 juta di sini! 3. Bahan Baku Pestisida Organik Bahan baku dalam pembuatan pestisida organik mudah untuk ditemukan. Bahkan, beberapa bahan untuk membuatnya bisa Anda temukan di dapur. Berikut ini adalah rinciannya. 1. Bawang putih Bawang putih dikenal sebagai salah satu bumbu dapur yang memiliki aroma menyengat. Aroma inilah yang membuat serangga tidak menyukainya ketika Anda menjadikan bawang putih sebagai bahan baku pestisida organik. Bawang putih dapat membantu mengusir kutu daun, lalat kumbang, hingga kupu-kupu putih. 2. Garam Garam sering digunakan sebagai penambah cita rasa pada masakan. Selain itu, garam dapat digunakan untuk membantu mencegah hama pada tanaman. Garam juga dapat membantu meningkatkan penyerapan nutrisi pada tanaman, contohnya magnesium, fosfor, dan sulfur yang penting untuk pertumbuhan tanaman. 3. Jeruk nipis Jeruk nipis memiliki rasa yang asam dan aroma yang menyegarkan. Siapa yang menyangka ternyata aroma ini tidak disukai oleh lalat buah. Lalat akan menghindari tanaman yang sudah disemprotkan pestisida berbahan dasar jeruk nipis, sehingga lalat tidak akan mendekati tanaman Anda. Tips Walaupun terbuat dari bahan alami yang familier di masyarakat, penggunaan pestisida organik sebaiknya dilakukan secukupnya saja. 4. Daun dan biji mimba Daun dan biji mimba tidak memiliki kemampuan untuk mematikan hama dengan cepat, namun memiliki kandungan azadirachtin yang memiliki fungsi sebagai insektisida. Senyawa ini memiliki fungsi untuk membantu mengurangi nafsu makan hama serta mempengaruhi daya reproduksi, daya menetas, dan berkembangnya telur hama. Hal ini akan membantu dalam mengontrol jumlah hama yang ada di tanaman. 4. Cara Membuat Pestisida Organik Simak cara mudah untuk membuat pestisida organik berikut ini. 1. Pestisida dari bawang putih Siapkan 2 bonggol bawang putih, kemudian kupas, bersihkan, dan tumbuk hingga halus. 10 ml sabun cair. 50 ml minyak sayur. 1 liter air. Campur semua bahan dan aduk hingga rata. Diamkan selama 24 jam agar bahan pestisida dapat terfermentasi dengan baik. Ketika akan digunakan, cairkan setiap 50 ml bahan pestisida dengan 1 liter air. Aduk hingga rata, lalu Anda bisa gunakan dengan cara menyemprotkannya ke tanaman. 2. Pestisida dari garam 2 sendok makan garam. 3,5 liter air. Aduk rata campuran air dan garam. Pindahkan campuran air dan garam ke dalam botol spray agar mudah untuk digunakan ke tanaman. 3. Pestisida dari jeruk nipis Peras 5 buah jeruk nipis, kemudian gunakan airnya. Bersihkan 20 lembar daun jeruk nipis, kemudian ditumbuk. 3 sendok makan gula pasir. 2 sendok makan EM4 larutan efektif mikroorganisme 4. 4 liter air bersih. Campur dan aduk semua bahan hingga merata. Diamkan selama 4 hingga 5 hari dalam wadah yang tertutup. Untuk setiap penggunaan larutan pestisida organik dari jeruk nipis, gunakan perbandingan 2 sendok makan larutan dengan 1 liter air. Pindahkan ke wadah spray agar mudah digunakan. 4. Pestisida dari daun dan biji mimba Berikut ini cara membuat pestisida dari daun mimba. Siapkan 100 gram daun mimba. Air sebanyak 500 ml. Campur dan haluskan bahan-bahan dengan menggunakan blender. Saring dengan menggunakan kain kasa. Diamkan selama 12 hingga 24 jam. Pindahkan bahan pestisida ke dalam botol spray sebelum digunakan. Untuk membuat pestisida dari biji mimba, caranya adalah Siapkan biji mimba sebanyak 35 gram, kemudian haluskan dengan cara ditumbuk. Masukkan ke dalam kain kasa. Air sebanyak 1 liter. Rendam biji mimba yang telah dihaluskan ke dalam air. Simpan selama 12 hingga 24 jam. Pindahkan bahan pestisida ke dalam botol spray agar mudah untuk digunakan. 5. Fakta Pestisida Organik Masyarakat kini menyadari adanya bahaya dalam penggunaan pestisida berbahan kimia, sehingga mulai melirik pestisida organik. Dilansir dari Bengkulu News, terdapat sekitar 40% kematian di dunia disebabkan karena pencemaran lingkungan, termasuk karena tanaman yang mengandung pestisida dikonsumsi oleh manusia. Alasan ini menjadi salah satu hal yang membuat penggunaan pestisida organik perlu dilakukan. Berikut ini fakta-fakta mengenai pestisida organik. 1. Ramah lingkungan Pestisida yang berbahan alami tidak meninggalkan residu berbahaya pada tanaman dan tanah. Pestisida ini lebih mudah terurai, sehingga Anda mudah untuk membersihkan sayuran dan buah yang akan dikonsumsi. 2. Bahan baku untuk membuatnya mudah ditemukan Bahan baku untuk pembuatan pestisida organik mudah ditemukan di mana saja. Anda juga dapat membuat pestisida organik sendiri di rumah sesuai dengan takaran yang diperlukan. 3. Tidak boleh digunakan berlebihan Sebaik-baiknya bahan alami, jika digunakan berlebihan akan menjadi berbahaya. Oleh karena itu, penggunaan pestisida organik perlu digunakan sesuai dengan takaran dan kebutuhan agar hasilnya maksimal. Mencicil rumah bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Simak video berikut ini agar cicilan rumah Anda cepat lunas. Hanya yang percaya Anda semua bisa punya rumah. Tanya Tanya ambil keputusan dengan percaya diri bersama para pakar kami
Perbedaankandungan di dalam matcha vs teh hijau. Teh hijau biasa hanya memiliki sekitar 63 mg antioksidan dibandingkan dengan matcha yang memiliki sekitar 134 mg catechins - sejenis antioksidan yang kuat dan mengandung banyak manfaat kesehatan. Ini artinya, satu cangkir matcha mengandung antioksidan yang sama dengan 3 cangkir teh hijau.
Batangatau daunnya dapat digunakan sebagai bahan pestisida alami. Caranya rendam batang atau daun tembakau selama 3-4 hari. Setelah direbus selama 15 menit, saring dan dinginkan. Pestisida ini bisa digunakan untuk mengusir kutu daun. Tuba (Derriseleptica) Akar dan kulit kayu ditumbuk sampai hancur benar. Kemudian campur dengan air dibuat ekstrak.
Secaraharfiah pestisida berarti pembunuh hama (pest: hama dan cide: membunuh). Berdasarkan SK Menteri Pertanian RI Nomor. 434.1/Kpts/TP.270/7/2001, tentang syarat dan tata cara pendaftaran pestisida, yang dimaksud dengan pestisida adalah semua zat kimia atau bahan lain serta jasad renik dan virus yang digunakan untuk beberapa tujuan berikut :
MenurutWardhana (2004), sesuai dengan kegunaannya, air dipakai sebagai air minum, air untuk mandi dan mencuci, air untuk pengairan pertanian, air untuk kolam perikanan, air untuk sanitasi dan air untuk transportasi baik di sungai maupun di laut yang termasuk kegunaan air secara konvensional. misalnya pestisida, detergen, dan bahan
. jyxo11483n.pages.dev/992jyxo11483n.pages.dev/312jyxo11483n.pages.dev/293jyxo11483n.pages.dev/919jyxo11483n.pages.dev/142jyxo11483n.pages.dev/752jyxo11483n.pages.dev/685jyxo11483n.pages.dev/352jyxo11483n.pages.dev/468jyxo11483n.pages.dev/280jyxo11483n.pages.dev/361jyxo11483n.pages.dev/954jyxo11483n.pages.dev/615jyxo11483n.pages.dev/461jyxo11483n.pages.dev/520
bahan aktif pestisida dan kegunaannya